Entertainment
Kamis, 8 April 2010 - 18:03 WIB

100 hari wafatnya Gus Dur, Wayang Kampung Sebelah gelar pentas di WKO

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solo (Espos)–Kelompok Wayang Kampung Sebelah asal Solo plesir ke Desa Klewor, Kecamatan Kemusu, Boyolali, Kamis (8/4) pagi. Mereka membawa rombongan komplit, yaitu Yayat Suhiryatna (jimbe), Max Baihaqi (gitar), Cahwati (vocal), Jaya (vocal), Joko Ngadimin (vocal), Nadias (bas), Sartono (flute), Nurwanto (drum), dan Gendhot (Saksofon). Serta tak ketinggalan dalang Ki Jlitheng Suparman.

Sesampai di sana, berbagai elemen masyarakat Kecamatan Kemusu telah berkumpul di sebuah gedung Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Mekar.

Advertisement

Termasuk para warga yang hingga kini masih menuntut hak terkait persoalan ganti rugi lahan Waduk Kedung Ombo (WKO).

Kehadiran Wayang Kampung Sebelah bukan sekadar memberikan hiburan bagi warga Kemusu. Namun, acara itu merupakan sebuah peringatan 100 hari meninggalnya mantan Presiden Republik Indonesia, Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.

Paguyuban Warga Kedung Ombo yang memprakarsai kegiatan itupun menyebutnya dengan tajuk Hajatan 100 Hari ditinggal Gus Dur.
Setelah masyarakat menguntai doa untuk mendiang Gus Dur, tanpa basa-basi Ki Jlitheng Suparman dan rekan-rekannya langsung menuju depan pakelir membawakan lakon Banjaran Gus Dur.  Dalam lakon ini, Ki Jlitheng khusus membuat tokoh wayang bernama Gus Dur.

Advertisement

Tokoh Gus Dur digambarkan mengenakan celana pendek serta kaos oblong berwarna putih. Gus Dur juga mengenakan kaca mata. Gaya bicaranya hampir sama persis seperti yang sering diungkapkan Gus Dur ketika masih hidup.

“Demi acara ini, saya menatah tokoh Gus Dur dengan waktu seharian,” papar Ki Jliteng yang terlihat menahan kantuk lantaran malam harinya habis pentas di Mojosongo, Solo.

Di luar candaan yang khas, seperti Begitu saja kok repot, tokoh Gus Dur kerap menyelipkan nasihat kepada warga Mbangun Jiwa. Penduduk Wayang Kampung Sebelah, mulai dari Eyang Sidik Wacana, Kampret, Silvi, serta Johnny, terlihat antusias menyambut kehadiran Gus Dur.

hkt

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif