SOLOPOS.COM - Suasana diskusi dan pemutaran film Mata Tertutup dengan aktor, produser dan pemuka agama, di Ruang Cinema Omah Sinten, Rabu (6/2/2013). (Tomi Kurniawan/JIBI/SOLOPOS)
Suasana diskusi dan pemutaran film Mata Tertutup dengan aktor, produser dan pemuka agama, di Ruang Cinema Omah Sinten, Rabu (6/2/2013). (Tomi Kurniawan/JIBI/SOLOPOS)
SOLO–Sekitar 100 siswa SMA di Solo menyaksikan pemutaran film Mata Tertutup. Acara yang digelar di Ruang Cinema Omah Sinten, Rabu (6/2/2013), pukul 08.00 WIB hingga 13.00 WIB ini diadakan oleh Maarif Institut bekerja sama dengan Kine UNS.
“Setelah menonton film ini saya bangga karena kita bisa mengamalkan Bhineka Tunggal Ika,” ujar Muhammad Natsir, siswa SMA Al Islam 3, ketika ditemui Solopos.com.
Setelah menyaksikan film dan berdiskusi mengenai film tersebut dia mengaku banyak belajar tentang perbedaan agama. “Belajar itu harus dikaji secara total dan jangan mudah terprovokasi,” jelas Natsir.
Dalam acara tersebut setelah pemutaran film juga digelar diskusi dengan para aktor dan sejumlah tokoh agama di Solo. Hadir dalam diskusi itu antara lain Direktur Maarif Institute yang juga produser Mata Tertutup, Fajar Riza Ul Haq.
Ustad Muthahharun Jinan, pengasuk Ponpes Shabran Sukoharjo, Eka Nusa Pertiwi, artis Mata Tertutup, Kukuh Riyadi, aktor Mata Tertutup.
Ketua Pelaksana kegiatan, Leonardo Rio Prabowo, menuturkan acara ini digelar sebagai agenda tahunan dari Kine UNS. Pihaknya mengharapkan dengan adanya pemutaran film ini dapat menambah toleransi antarumat beragama.
“Dengan film ini kami dan dari Maarif [institute] juga mengampanyekan gerakan Tolak (Toleransi dan Anti Kekerasan),” ujar Rio.
Selain untuk pelajar, rencananya film ini juga digelar untuk umum. Namun waktu penayangannya berbeda. “Tempatanya masih disini, tapi waktunya nanti malam jam tujuh sampai 10 malam,” terang Rio, Rabu (6/2/2013).
