Entertainment
Selasa, 27 Juli 2010 - 09:17 WIB

20 Negara ikuti "Ubud Writers Festival"

Redaksi Solopos.com  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Gianyar–Sebanyak 100 penulis dari 20 negara akan mengikuti ajang tahunan “The Ubud Writers & Readers Festival” di kampung turis Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali, mulai 6 hingga 10 Oktober 2010.

“Para penulis dari berbagai belahan dunia ini akan berbagi cerita dan ide mereka selama lima hari di Ubud,” kata Direktur “The Ubud Writers & Readers Festival” Janet De Neefe di Gianyar, Selasa (27/7).

Advertisement

Ia menjelaskan bahwa dari 100 penulis itu, sepertiganya berasal dari Indonesia dan sisanya dari 20 negara yang berbeda. Mereka akan berbagi ilmu kepada masyarakat di Indonesia, khususnya Bali.

Ia menyebutkan, sejumlah  nama-nama penulis terkenal yang akan datang berbagi pengalaman cerdasnya adalah, pemenang Booker Prize Anne Enright asal Irlandia dan Thomas Keneally asal Australia, penulis perjalanan dan sejarawan dari Inggris William Dalrymple.

Selain itu ada mantan wartawan dan editor berita BBC dari Inggris Kate Adie, penulis terkenal dari Cina Ma Jian, sejumlah  novelis Australia seperti Cate Kennedy, Frank Moorhouse dan Christos Tsiolkas, penyair terkenal dan penulis Tabish Khair dari India,  arsitek dan penulis asal Lebanon Suad Amiry.

Advertisement

Ada juga pelukis dan penulis asal Lebanon Rabih Alameddine, pemenang Nautilus Book Award 2010 dari Pakistan Ali Eteraz, sarjana dan pendiri Pusat Studi Buddha Oxford dari Inggris Richard Gombrich.

“Penulis terbaik dan cerdas serta berpikir global itu akan datang bersama-sama untuk memperdebatkan isu-isu yang memisahkan dan mempersatukan kita, dalam perayaan cerita dan suara,” katanya.

Ia menambahkan, festival kali ini mengambil tema “Bhinneka Tunnggal Ika: Harmony in Diversity”. Tema itu menunjukkan penghormatan pada semua orang, seluruh agama, perbedaan etnis dan sosial.

Advertisement

“Tidak ada istilah terpinggirkan. Itulah inti dari festival kali ini,” katanya.

Ia menjelaskan bahwa festival ini diciptakan awalnya sebagai proses penyembuhan dalam menanggapi kasus bom Bali pertama, kemudian  berkembang menjadi salah satu acara yang paling unik di dunia sastra, bahkan hajatan ini menjadi salah satu dari enam festival sastra terbaik di dunia.

“Acara ini merupakan kebanggaan bagi dunia sastra, dan kami harapkan terus berkembang,” ungkapnya.

ant/rif

Advertisement
Kata Kunci : 20 Negara Ikuti
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif