Astrid Prihatini Wd / Newswire / Astrid Prihatini WD | SOLOPOS.com
Solopos.com, SOLO-Film Indonesia Penyalin Cahaya raih rekor lantaran berhasil membawa pulang Piala Citra terbanyak di ajang Malam Anugerah Piala Citra atau FFI 2021 yang digelar di Jakarta, Rabu (10/11/2021). Mayoritas pemenang anak muda atau baru sekali menggenggam Piala Citra.
Selain memecahkan rekor malam itu, Penyalin Cahaya juga pecahkan rekor sejumlah film Indonesia yang memboyong Piala Citra terbanyak sepanjang sejarah. Ya, pencapaian ini sekaligus memperbarui rekor yang ditoreh Marlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak yang “hanya” membawa pulang 10 Piala Citra.
Berikut ini deretan film Indonesia peraih Piala Citra terbanyak sepanjang sejarah seperti dikutip dari Liputan6.com, Kamis (11/11/2021):
Karya sineas Wregas Bhanuteja ini menempatkan Shenina Cinnamon sebagai Suryani, siswi pintar yang menjadi korban kekerasan seksual. Tak tinggal diam, ia berupaya mengusut dalang di balik perbuatan bejat ini.
Karya sineas Wregas Bhanuteja ini menempatkan Shenina Cinnamon sebagai Suryani, siswi pintar yang menjadi korban kekerasan seksual. Tak tinggal diam, ia berupaya mengusut dalang di balik perbuatan bejat ini.
Baca Juga: Penyalin Cahaya Sabet Film Cerita Panjang Terbaik FFI 2021
Penyalin Cahaya bikin gempar lantaran menyamai rekor Perempuan Tanah Jahanam dengan 17 nominasi di FFI. Dari yang 17 ini, Penyalin Cahaya membawa pulang selusin Piala Citra termasuk Film dan Sutradara Terbaik.
Ibunda mahakarya sang maestro Teguh Karya. Ini salah film Indonesia terbaik di era klasik. Dirilis pada 1986, Ibunda kebanjiran kritik positif. Film ini disebut bentuk kepekaan seorang sineas di level paripurna, dalam merespons isu yang bergulir di masyarakat majemuk.
Baca Juga: Sabet Pemeran Utama Pria Terbaik FFI 2021, Chicco Kurniawan Bangga
Ibunda menang sembilan Piala Citra termasuk Film dan Sutradara Terbaik. Aktris Tuti Indra Malaon yang tampil effortless namun memesona menang Pemeran Utama Wanita Terbaik. Ditonton sekarang pun, konten Ibunda tetap relevan sekaligus menohok. Abadi.
Eros Djarot bagai arsitek yang membangun ulang dunia pahlawan asal Tanah Rencong, Tjoet Nja Dhien. Film ini adalah mahakarya Eros Djarot yang tak terulang lagi hingga kini. Film ini meraih tiga Piala Citra untuk Sutradara, Penulis Skenario, dan Cerita Asli Terbaik. Christine Hakim mengukuhkan diri sebagai diva layar perak, dengan meraih Piala Citra keenam. Film ini memenangi delapan Piala Citra termasuk Film Terbaik.
Pacar Ketinggalan Kereta film bertabur bintang dari aktor hingga superstar. Karya Teguh Karya ini mempertemukan aktor watak Rachmat Hidayat dengan aktris teater Tuti Indra Malaon. Keduanya memenangi Piala Citra lewat film ini.
Baca Juga: Meski Belum Siap, Fuji Adik Bibi Andriansyah Janji Jaga Gala Sky
Di sisi lain, ada idola remaja era itu yakni Onky Alexander dan Ayu Azhari. Konfigurasi pemain yang ciamik plus naskah jempolan mengantar Pacar Ketinggalan Kereta meraih delapan Piala Citra termasuk Film Terbaik.
Ironis. Karya Garin Nugroho ini melenggang di Venice Independent Film Critic hingga Asia Pacific Film Awards, tapi malah ditolak sejumlah kalangan di negerinya sendiri. Ini terkait semburat isu LGBT dalam naskahnya.
Tapi penolakan ini tak membuat Kucumbu Tubuh Indahku kehilangan apresiasi dari kritikus dan pencinta sinema. Menjadi nomine untuk 12 kategori Piala Citra, Kucumbu Tubuh Indahku memetik kemenangan di delapan kategori termasuk Film Terbaik.