SOLOPOS.COM - MANUSIA UNIK—Tiap manusia itu unik. Keunikan tiap manusia diangkat dalam pementasa teater berjudul Aa Ii Uu di Gedung Societet TBY, Jogja, Sabtu (10/3) (JIBI/HARIAN JOGJA/APRILIANA SUSANTI)

MANUSIA UNIK—Tiap manusia itu unik. Keunikan tiap manusia diangkat dalam pementasa teater berjudul Aa Ii Uu di Gedung Societet TBY, Jogja, Sabtu (10/3) (JIBI/HARIAN JOGJA/APRILIANA SUSANTI)

“Tidur dan mimpilah bersama kata ‘Ya’. Jangan pernah kau kuliah di jurusan sejarah, karena sebagai sarjana sejarah, kau  akan kesulitan mencari pekerjaan nanti.”

Promosi Liga 1 2023/2024 Dekati Akhir, Krisis Striker Lokal Sampai Kapan?

Demikian nasehat Pak Rustam dan Bu Rustam serta kedua kakak Uu, yakni Aa dan Ii kepada si bungsu Uu. Mereka berpendapat, jurusan yang dipilih Uu tidak komersil seperti jurusan ekonomi yang dipilih Aa atau jurusan farmasi pilihan Ii.

Namun, bukannya menuruti nasehat keluarganya di atas, tekad Uu untuk masuk di jurusan pilihannya itu justru semakin kuat.

“Pokoknya Uu tetep pengennya kuliah di jurusan Sejarah. Titik!” tandas Uu yang melakukan aksi protes dengan mengunci diri dan mogok makan karena keinginannya ditentang.

Tiap individu itu unik. Itulah pesan yang ingin disampaikan dalam drama berjudul Aa Ii Uu di atas.  Di sini, keluarga memegang peranan penting dalam mendukung minat si anak, apa pun itu.

“Tiap manusia itu punya individual differences atau keunikan individu yang berbeda-beda seperti bakat, minat, gaya, dan lain-lain. Mereka berhak ngembangin potensi itu. Keluarga sudah semestinya mendukung apapun minat si anak,” jelas Alddino Gusta Rachmadi, selaku pimpinan produksi drama yang dipentaskan di gedung Societet, Taman Budaya Yogyakarta, Sabtu (10/3).

Alddino menambahkan, kebahagiaan seorang anak adalah ketika ia dapat mengembangkan minatnya. Penolakan keluarga terhadap minat anak dapat membuat si anak stres dan kehilangan kepercayaan kepada keluarganya. Bisa jadi ia pun akhirnya lebih memilih teman-temannya yang mendukungnya alih-alih keluarganya.

Drama garapan sutradara Eugenius Tintus Reinaldi Bayu di atas memang kental dengan nuansa psikologis. Meskipun naskah karya Arifin C. Noer tersebut mengusung tema psikologi yang cukup berat, namun dalam pementasannya dikemas dengan humor-humor yang mampu mengocok perut penonton.

“Biar penonton gak bosen, kami mengemasnya dengan banyak dialog ataupun adegan humor. Tapi di sini humornya yang intelek,” papar Alddiano mengenai pementasan berdurasi 95 menit itu.

Pementasan tersebut merupakan program rutin tahunan yang digelar oleh mahasiswa jurusan Psikologi UGM . Sejak tahun 2005, mereka telah menggelar berbagai pementasan teater bertema psikologi di tempat yang sama. (ali)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya