Entertainment
Senin, 27 Juli 2015 - 13:30 WIB

ABAD KEJAYAAN ANTV : Catatan Sejarah Hurrem Meninggal Tak Lama Setelah Cihangir, Puisi Suleiman Kenang Sang Istri

Redaksi Solopos.com  /  Evi Handayani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Vahide Percin, pemeran pengganti Meryem Uzerli sebagai Hurrem Sultan di Abad Kejayaan (Facebook.com)

Abad Kejayaan Antv akhir-akhir ini menampilkan kisah kematian beberapa anggota dinasti Kekaisaran Ottoman.

Solopos.com, SOLO — Serial kolosal Turki Abad Kejayaan Antv atau Muhtesem Yuzyil menceritakan satu per satu kematian anggota dinasti Kekaisaran Ottoman saat masa kepemimpinan Suleiman. Tak terkecuali sang permaisuri Hurrem Haseki Sultan.

Advertisement

Sebagaimana Solopos.com lansir sebelumnya dari pelbagai sumber sejarah Ottoman, Hurrem meninggal tidak lama setelah kematian Cihangir. Putra bungsunya tersebut meninggal di usia 21 tahun pada 27 November 1553. Sementara Hurrem meninggal pada 15 April 1558. [Baca juga: Kematian dan Warisan Hurrem untuk Dunia]

Hurrem tutup usia karena kondisi kesehatannya memburuk. Informasi yang dihimpun Solopos.com pada catatan sejarah Ottoman, Minggu (26/7/2015), Hurrem meninggal terlebih dahulu daripada suaminya, Suleiman.

Terkait dengan kematian Hurrem tersebut, Suleiman yang menjadikannya istri sah merasa sangat kehilangan hingga menulis puisi khusus untuk Hurrem.

Advertisement

Menurut catatan sejarah Ottoman, Baginda Suleiman menggunakan nama penanya saat menulis puisi romantis untuk sang istri. Nama penanya adalah Muhabibi.

Puisi cinta Suleiman tersebut terdapat di patung peringatan Roxelana atau Hurrem, di Rohatyn, Ukraina. Apabila Solopos.com coba terjemahkan puisi itu dalam bahasa Indonesia, kira-kira berbunyi sebagai berikut:

“Takhta di ceruk kesepianku, kekayaanku, cintaku, cahaya bulanku.
Temanku paling tulus, kepercayaanku, keberadaanku, sultanku, satu-satunya cintaku.
Yang terindah di antara yang indah…
Musim semiku, cinta kebahagiaanku, siang hariku, kekasihku, daun tertawa…
Tanamanku, manisku, mawarku, satu-satunya yang tidak membuatku menderita di dunia ini …
Istanbulku, Caramanku, bumi Anatoliaku
Badakhshanku, Baghdadku, dan Khorasanku
Wanitaku dalam rambut yang indah, cintaku pada alis yang indah, cintaku dalam mata penuh kenakalan…
Aku akan selalu menyanyikan pujian untukmu
Aku, kekasih hati yang tersiksa, Muhibbi dalam mata yang penuh air mata, aku senang”

Advertisement

Sesuai dengan catatan sejarah Ottoman, jasad Hurrem sendiri dikebumikan di kawasan Suleymaniye Mosque, Konstantinopel.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif