SOLOPOS.COM - Adit, Sopo dan Jarwo yang tayang di MNC TV. (panduaji.net)

Adit Sopo Jarwo (ASJ) yang tayang di MNC TV belakangan kian diminati. Ada puluhan anak-anak muda Solo dibalik serial animasi tersebut.

Solopos.com, SOLO — Adit Sopo Jarwo (ASJ) serial animasi yang tayang setiap sore pukul 16.30 WIB di MNC TV menjadi tontonan primadona bagi masyarakat Indonesia saat ini. Sekitar 20 anak muda asal Soloraya terlibat dalam pembuatan serial itu.

Promosi 204,8 Juta Suara Diperebutkan, Jawa adalah Kunci

Inilah para animator MD Animation (JIBI/Solopos/Istimewa)

Inilah para animator MD Animation (JIBI/Solopos/Istimewa)

Film animasi Adit Sopo Jarwo (ASJ) yang ditayangkan mulai Januari 2014 lalu di MNC TV, beberapa hari lalu sempat top rank televisi nasional. Karya animasi bikinan MD Animation ini berhasil menggeser serial animasi serupa, Upin Ipin dan Boboi Boy.

Di balik prestasi gemilang yang diraih serial tersebut, ada ratusan anak muda dari berbagai daerah di Indonesia yang bekerja keras mewujudkan film berdurasi tujuh menitan itu menjadi tayangan yang bukan hanya menarik secara visual, tapi juga berisi nilai-nilai kemanusiaan.

Di antara 350-an animator MD Animation di belakang pembuatan serial ASJ ini ada juga yang dari Soloraya. Joko Sujito, warga Nogosari, Boyolali, adalah salah satunya.

Sebelum bergabung di MD Animation pada Mei 2013 lalu, dia mengikuti pelatihan selama enam bulan di sanggar animasi di kawasan Mojosongo, Solo.

Dalam pelatihan itu, dia mendapatkan ilmu dasar-dasar animasi, mengoperasikan software animasi tiga dimensi Blender dan sebagainya. “Setelah training lalu ikut tes masuk ke MD Animation dan Alhamdulillah saya lolos tes,” ujar Joko saat dihubungi Solopos.com, Jumat (9/1/2015).

Begitu dinyatakan lolos seleksi, Joko mendapatkan pelatihan dari MD Animation lagi untuk penempatan divisi, sehingga dia tidak langsung jadi animator.

Setelah resmi menjadi animator di MD Animation, dia langsung diminta bergabung dalam proyek ASJ bersama ratusan animator dari kota lain. Joko bertanggung jawab menggerakkan tokoh-tokoh dalam serial tersebut agar luwes ketika ditonton.

Selain Joko, ada 20-an animator muda asal Soloraya lainnya yang bergabung untuk menggarap ASJ. Rata-rata mereka adalah lulusan SMK di Kota Solo yang sudah memiliki ilmu dasar tentang multimedia.

Sama seperti Joko, setelah lolos seleksi, mereka kemudian ditempatkan di sejumlah divisi, seperti modeling, rigging, layout, render, lighting, animator, tim kreatif, dan sebagainya.

Selama hampir dua tahun bergabung di MD Animation, Joko menemukan dunia kerja yang dia inginkan. Joko mengaku bisa secara bebas mengeksplorasi pemikiran, menuangkan ide kreatif dalam sebuah film seri.

Selain itu, dia juga merasa ada ikatan batin dengan film ASJ. “Rasanya saya seperti masuk ke dalam film itu, karena kehidupan sehari-hari yang saya hadapi memang seperti yang tergambar di film ASJ. Jadi para animator bisa menuangkan emosi ke dalam film ini,” kata Joko.

Saat mengetahui film serial ASJ mendapatkan rating tinggi, dia pun senang dan bangga. Kekompakan tim dalam mengerjakan serial tersebut benar-benar terbayar. Bentuk kekompakan itu misal ketika ada satu teman yang belum menyelesaikan pekerjaannya, pekerjaan itu ditanggung bersama dengan tim dan harus selesai sebelum deadline.

Joko dan ratusan animator lainnya bekerja delapan jam sehari dan diberi waktu satu jam istirahat. Namun yang membedakan MD Animation dengan tempat kerja yang lain, yakni fleksibilitas waktu kerjanya. Kalau masuk kerja pukul 09.00 WIB, berarti pulang pukul 18.00 WIB. Animator yang datang ke kantor pukul 11.00 WIB, baru boleh pulang pukul 20.00 WIB. Mereka diberi waktu libur Sabtu dan Minggu.

Kekeluargaan

Para animator dari Soloraya, sambung Joko, juga sering kumpul bareng untuk membangun ikatan kekeluargaan di rantau. Ketika salah seorang di antara mereka mendapat masalah, maka diselesaikan bareng-bareng juga.

“Kebetulan kami kosnya berdekatan di daerah Petojo, Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat. Dari MD Animation juga mengharapkan tempat tinggal kami berdekatan dengan kantor agar ketika pulang malam tidak terlalu jauh. Yen kerjaan ana revisi, nggolekine ben cedak [kalau pekerjaan harus direvisi, mencarinya dekat],” kata Joko.

Animator lainnya Nuri Dian Sari, 19, warga Gumpang, Kecamatan Kartasura, Sukoharjo, didapuk menjadi layouter dalam serial ASJ. Nuri bertugas memastikan penempatan kamera sesuai pandangan mata penonton.

“Kalo membuat film layar lebar, kameranya dipegang kameraman. Di ASJ saya jadi layouter, sebutan cameraman untuk film animasi,” ujar Nuri, yang sudah setahun lebih bergabung di MD Animation.

Bagi Nuri, dunia animasi dirasa masih asing, sebab saat menimba ilmu di bangku SMKN 6 Solo, hanya bergelut dengan animasi dua dimensi, bukan tiga dimensi (3D). Karena itu, dia terlebih dahulu kursus animasi di sanggar animasi di wilayah Mojosongo, Solo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya