SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Salah satu pentas seni dalam Biennale (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

JOGJA—Setelah membuka lowongan melalui media elektronik maupun cetak sejak April lalu, akhirnya jabatan direktur artistik serta kurator Yayasan Biennale tak lagi kosong. Dua nama akan mengisi jabatan tersebut. Keduanya adalah Agung Hutjanikajennong sebagai Direktur Artistik dan Farah Wardani sebagai kurator.

Promosi Vonis Bebas Haris-Fatia di Tengah Kebebasan Sipil dan Budaya Politik yang Buruk

Begitu dinyatakan lolos, keduanya langsung mendapatkan tugas, survei ke Arab Saudi untuk mencari tema pameran yang akan digelar akhir 2013 nanti.

Yustina Neni, Direktur Yayasan Biennale Jogja, menuturkan dua nama yang terpilih telah melalui seleksi. “Dari sembilan pelamar yang mengirimkan berkas hanya lima orang yang dipanggil. Dari sisa pelamar tersebut kami akhirnya mendapat dua nama tersebut,” katanya saat dihubungi Harian Jogja belum lama ini.

Menurut Neni, sapaan akrabnya, alasan kuat keduanya terpilih salah satunya berdasar penilaian presentasi yang dinilai menarik. Selain itu, keduanya dinilai memiliki keunggulan dalam membaca individu, atapun kelompok seniman dibanding kandidat lain.

Neni berharap terpilihnya Agung Hutjanikajennong dan Farah Wardani bisa memberikan perubahan pada Yayasan Biennale. Terlebih pada akhir 2013 nanti, Yayasan Biennale mempunyai hajatan dua tahunan yakni mengadakan event seni rupa.

Tema Pameran

Sesuai dengan misi dari Yayasan Beinnale, pada 2013 nanti tema pameran akan melewati garis equator. Dalam pameran ini Yayasan Biennale berencana masuk di lima negara yakni Oman, Yaman, Saudi Arabia, Mesir, dan UEA. Akan tetapi karena alasan keamanan pihaknya akhirnya memusatkan di tiga negara yakni UEA, Mesir, dan Arab Saudi.

“Sebenarnya Mesir pun juga tengah bertikai. Tapi negara Mesir merupakan negara luas dan yang konflik pun hanya di beberapa kota saja. Lagipula untuk pariwisata dan kesenian Mesir terus berkembang dan hidup seperti UEA dan Arab Saudi,” terangnya.

Proyek pameran melintasi garis equator ditargetkan selesai pada 2022. Pada tahun sebelumnya yayasan mempertemukan Indonesia dengan India.

Saat ini kedua pejabat baru tengah survei di Arab saudi. Diharapkan mereka mendapatkan tema baru, yang lain dari yang sudah ada.

“Kami tidak angkat hal yang dikenal seperti nuansa kental Islam atau TKI. Kami ingin angkat sesuatu yang berbeda yang tidak diketahui oleh orang kebanyakan,” terang Neni.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya