SOLOPOS.COM - Ilustrasi penampilan Down For Life pada konser di Solo. (JIBI/Solopos/Dok.)

Solopos.com, SOLO — Enam tahun penantian dedengkot metalcore Kota Bengawan, Down for Life (DFL), akhirnya terbayar. Album kedua mereka berjudul Himne Perang Akhir Pekan masuk dalam jajaran 20 Album Indonesia Terbaik 2013 versi majalah Rolling Stone Indonesia edisi Januari 2014.

DFL yang menduduki urutan ke-12 dalam daftar 20 Album Indonesia Terbaik 2013 Rolling Stone Indonesia itu pantas berbangga. Pasalnya band cadas asal Kota Bengawan ini bersanding dengan sejumlah nama besar musisi atau band papan atas Tanah Air seperti Andien, Iwan Fals, Monkey to Millionaire, dan Raisa. Dalam urutan tersebut, The SIGIT dinobatkan menjadi jawara album terbaik 2013.

Promosi Iwan Fals, Cuaca Panas dan Konsistensi Menanam Sejuta Pohon

Vokalis DFL, Stephanus Adjie, mengutarakan keberhasilan band yang digawanginya sebagai pencapaian. “Ini pencapaian bukan prestasi. Cukup menarik juga penghargaan ini bagi kami mengingat 2013 kemarin cukup banyak musisi dan band yang merilis album,” terang Adjie ketika berbincang dengan Solopos.com, di Studio Musik Tabita, Kemlayan, Serengan, Solo, Sabtu (4/1/2013) malam.

Selepas masuk dalam daftar 20 album terbaik itu, tutur Adjie, tawaran mengisi acara musik cadas di berbagai kota terus mengalir. “Album kedua ini cukup berimbas bagi perjalanan musik kami. Kebetulan ulasan di berbagai media [musik] cukup positif. Banyak berpengaruh dan ada undangan untuk main ke beberapa kota dan negara tetangga,” ungkapnya.

Meskipun tengah mendapat angin segar, Adjie mengungkapkan saat ini salah satu personelnya, Wahyu ‘Uziel’ Jayadi, tidak bisa bergabung dalam tur album kedua DFL lantaran kesibukan pribadinya. Sementara ini posisi drumer DFL dipercayakan kepada drumer dari Fearless, Latief.

Dengan formasi Stephanus Adjie, Jojo Al Banjari, Rio Baskara, Isa Mahendrajati, dan Latief ini, DFL mengaku siap memanaskan panggung konser penggemar fanatiknya yang akrab disapa Pasukan Babi Neraka. “Kami akan segera promo tur album baru mulai dari Bogor, Bandung, Magelang, Salatiga, hingga Malang mulai Januari hingga April 2014. Rencananya kami akan menutup rangkaian promo tur album terbaru dengan menggelar konser di kandang sendiri,” pungkasnya.

Album kedua DFL yang dipasarkan sebanyak 2.000 keping hampir ludes terjual. Penggarapan album ini berlangsung selama dua tahun. Proses rekaman bas dan gitar dilakukan di Studio Pengerat (Jogja). Proses rekaman drum dan vokal dilakukan di Studio Rockstar (Jogja). Sedangkan proses produksi dan mixing dipercayakan kepada Pak Tingat dari 3DB Studio dan David Nelson dari Crystal Studio (Melbourne).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya