Entertainment
Minggu, 21 Agustus 2022 - 11:38 WIB

Alec Baldwin Bicara Dampak Insiden Penembakan di Lokasi Syuting Rust

Astrid Prihatini Wd  /  Newswire  /  Astrid Prihatini WD  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Alec Baldwin. (Istimewa)

Solopos.com, SOLO-Hampir sepuluh bulan setelah penembakan fatal di lokasi syuting Rust, Alec Baldwin bicara tentang bagaimana tragedi itu dan dampak yang telah memengaruhi hidupnya.  Insiden itu terjadi pada 21 Oktober, ketika Baldwin, 64, memegang pistol.

Akibatnya sinematografer berusia 42 tahun Halyna Hutchins meninggal dunia dan sutradara Joel Souza terluka.  Aktor Hollywood itu bersikeras bahwa dia tidak menarik pelatuk pistolnya. Investigasi atas penembakan itu masih berlangsung dan jaksa belum menetapkan dakwaan terhadap mereka yang terlibat.

Advertisement

Dia tidak percaya siapapun akan didakwa secara pidana atas penembakan fatal di lokasi syuting film Rust. Dia mengatakan bahwa dia telah menyewa seorang penyelidik swasta untuk menilai kesalahan atas tragedi itu.

Dalam sebuah wawancara dengan CNN yang diterbitkan Jumat (19/8/2022), Alec Baldwin mengungkapkan dampak peristiwa itu adalah dia telah kehilangan lima pekerjaan dan mengkhawatirkan keselamatannya sendiri setelah mantan Presiden Donald Trump mengatakan secara terbuka bahwa dia yakin Baldwin membunuh Hutchins dengan sengaja.

Advertisement

Dalam sebuah wawancara dengan CNN yang diterbitkan Jumat (19/8/2022), Alec Baldwin mengungkapkan dampak peristiwa itu adalah dia telah kehilangan lima pekerjaan dan mengkhawatirkan keselamatannya sendiri setelah mantan Presiden Donald Trump mengatakan secara terbuka bahwa dia yakin Baldwin membunuh Hutchins dengan sengaja.

Baca Juga: Penanggung Jawab Senjata Film Alec Baldwin Gugat Pemasok Properti

“Saya dipecat dari pekerjaan lain kemarin,” kata Baldwin kepada CNN dikutip dari People.com pada Minggu (21/8/2022).

Advertisement

Alec Baldwin juga mengungkapkan dampak peristiwa penembakan di lokasi syuting Rust itu terhadap kondisi psikologisnya. Dia menambahkan bahwa stres yang dia alami telah “mengambil tahun dari hidup saya” dan memuji istrinya, Hilaria, sebagai alasan dia tidak meninggalkan industri perfilman sama sekali.

Baca Juga: Sebelum Alec Baldwin, Ini Deretan Insiden Penembakan Tak Sengaja

“Jika saya tidak memiliki istri saya, saya tidak tahu di mana saya akan berada sekarang … Jika saya tidak memilikinya, saya mungkin akan berhenti, pensiun, pergi, Anda tahu menjual semua yang saya miliki, punya rumah di antah berantah dan baru tahu menemukan hal lain untuk dilakukan, menjual real estat,” katanya.

Advertisement

“Saya sangat percaya… (penyelidik) akan mengatakan bahwa ini adalah kecelakaan. Ini tragis,” kata Baldwin dalam sebuah wawancara khusus dengan CNN yang disiarkan belum lama ini, dikutip dari AFP dan Antara pada Minggu (21/8/2022).

Alex Baldwin mengatakan dirinya telah menjelaskan detail peristiwa sebelum penembakan itu berulang-ulang selama 10 bulan terakhir, dan bahkan telah menyewa seorang penyelidik swasta.

Dia menegaskan dirinya tidak bermaksud “mengutuk” Hannah Gutierrez-Reed, asisten pembuat senjata dan alat peraga set film. Namun Baldwin juga menyalahkan Gutierrez-Reed dan asisten sutradara Dave Halls yang menyerahkan pistol beberapa saat sebelum penembakan.

Advertisement

Baca Juga: Asisten Sutradara Rust Bekerja di The Crow saat Brandon Lee Terbunuh

“Seseorang menaruh peluru tajam di pistol yang seharusnya tidak seperti itu. Itu adalah tugas [Gutierrez-Reed]. Tugasnya adalah melihat amunisi dan memasukkan peluru kosong, dan seharusnya tidak ada peluru tajam di lokasi syuting. Ada dua orang yang tidak melakukan apa yang seharusnya mereka lakukan,” kata Baldwin.

Baldwin, yang merupakan bintang sekaligus produser Rust, telah menjadi subjek sejumlah tuntutan hukum perdata atas insiden penembakan tersebut, termasuk dari keluarga Hutchins.

Sementara itu, Gutierrez-Reed telah menggugat pemasok amunisi senjata untuk film tersebut dengan tuduhan meninggalkan peluru asli di antara peluru palsu. Pada Kamis (18/8/2022), pengacara yang mewakili Gutierrez-Reed mengkritik FBI karena gagal melakukan tes DNA atau sidik jari untuk menentukan siapa yang memegang senjata dengan peluru asli yang ditemukan di lokasi syuting.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif