SOLOPOS.COM - Pasangan musisi Melly Goeslaw dan Anto Hoed di sela-sela pre-opening pembukaan bisnis karaoke perdana miliknya, Melly Glow Family KTV di Hartono Life Style Mall, akhir pekan kemarin. (Mahardini Nur Afifah/JIBI/Solopos)

 Pasangan musisi Melly Goeslaw dan Anto Hoed di sela-sela pre-opening pembukaan bisnis karaoke perdana miliknya, Melly Glow Family KTV di Hartono Life Style Mall, akhir pekan kemarin. (Mahardini Nur Afifah/JIBI/Solopos)


Pasangan musisi Melly Goeslaw dan Anto Hoed di sela-sela pre-opening pembukaan bisnis karaoke perdana miliknya, Melly Glow Family KTV di Hartono Life Style Mall, akhir pekan kemarin. (Mahardini Nur Afifah/JIBI/Solopos)

Pengalaman menimba ilmu dengan musisi dari berbagai genre menjadi modal bagi kreator musik. Tak terkecuali bagi musisi sekaligus arranger, Anto Hoed. Pria yang dinobatkan sebagai penata musik terbaik di ajang Festival Film Indonesia (FFI) 2004 dan FFI 2005 ini mengaku sempat berguru dengan komposer sekaligus pengajar Jurusan Karawitan ISI Solo, Rahayu Supanggah.

Promosi Uniknya Piala Asia 1964: Israel Juara lalu Didepak Keluar dari AFC

“Saya kali pertama bertemu dengan Mas Panggah di Perancis 1980. Waktu itu saya ikut ayah yang sedang bertugas sebagai duta besar di Perancis. Beliau kebetulan juga sedang belajar di Perancis. Kami ketemu lalu saya minta belajar karawitan dari Mas Panggah,” ungkap suami Melly Goeslaw ini ketika berbincang dengan Solopos.com akhir pekan kemarin.

Jalinan pertemanan keduanya setelah pertemuan di Perancis tidak lantas putus sekembali keduanya pulang ke Tanah Air. Bapak dua anak ini mengaku dirinya selalu menyempatkan diri bertemu Rahayu Supanggah ketika menyambangi Kota Bengawan.

Rahayu Supanggah (Dok/JIBI/Solopos)

Rahayu Supanggah (Dok/JIBI/Solopos)

“Saya selalu menyempatkan diri ketemu Mas Panggah ketika ada acara di Solo. Kebetulan juga buku Melly Balance [2012] lalu juga sempat di-review  oleh beliau. Melihat kompetensinya selama ini di bidang musik dan kiprahnya sebagai pengajar, saya banyak belajar darinya. Selain itu kami juga bisa saling temu kangen aja,” katanya.

Disinggung mengenai rencananya kolaborasi musik dengan komposer sekaligus pengajar dari Jurusan Karawitan ISI Solo itu, Anto Hoed mengaku belum berniat membuat karya kolaborasi bersama gurunya.

“Bagi saya pribadi, musik modern dan tradisional memiliki pijakan dan karakter yang berbeda. Tunning-nya berbeda, nadanya juga berbeda. Sampai saat ini saya belum pernah melihat karya musik kolaborasi yang gemilang. Beda ceritanya kalau hanya menggunakan unsur tradisional sebagai ‘perasa’ saja. Tapi untuk membuat karya kolaborasi, saya kira enggak dulu,” bebernya.

Meskipun belum pernah menjajal konsep kolaborasi bersama musisi tradisional, pengalamannya mencicipi beragam permainan musik tradisional, menambah khazanah bermusik musisi kelahiran 49 tahun ini dalam menciptakan karya. “Ada beberapa karya musik yang saya beri ‘perasa’ tradisional. Dulu saya menggarap soundtrack Ketika Cinta Bertasbih dengan bumbu musik Aceh, Kabayan saya beri bumbu musik Sunda, Di Bawah Lindungan Ka’bah saya beri suara seruling Padang. Sementara baru itu yang bisa saya berikan. Karena kolaborasi itu memang tidak gampang,” pungkasnya.

Musisi Anto Hoed bersama istrinya, Melly Goeslaw baru-baru ini merampungkan proyek penggarapan soundrack ke-19 film  Moga Bunda Disayang Allah. Film ini bakal tayang secara perdana di bioskop, Jumat (2/8/2013).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya