Solopos.com, SOLO -- Ayah Dory Harsa, pengendang senior Agus Haryanto, 58, tutup usia, Minggu (5/4/2020). Informasi mengenai meninggalnya Agus ramai di media sosial (medsos) para seniman Solo, Minggu sore.
Deretan doa dan ucapan bela sungkawa mengalir untuk mendiang yang akrab disapa Agus Genjik.
Daftar Situs Peta Sebaran Virus Corona Soloraya, Indonesia, hingga Dunia
Rekan kerja Agus yang merupakan Pimpinan Orkes Melayu (OM) Ervana, Edy Kistoro, saat dihubungi Solopos.com, mengatakan mendiang Agus meninggal pada Minggu sore karena sakit. Pemakaman dilakukan Senin (6/4/2020) di TPU Moren, Klodran, Colomadu.
Rekan kerja Agus yang merupakan Pimpinan Orkes Melayu (OM) Ervana, Edy Kistoro, saat dihubungi Solopos.com, mengatakan mendiang Agus meninggal pada Minggu sore karena sakit. Pemakaman dilakukan Senin (6/4/2020) di TPU Moren, Klodran, Colomadu.
Ia dihubungi istri Agus, Rina, sekitar pukul 17.30 WIB. Saat itu jenazah sudah dibawa ke rumah duka di bilangan Fajar Indah dari Rumah Sakit Brayat Minulya.
Polri Keluarkan Aturan, Menghina Presiden & Pejabat Pemerintah Terkait Corona Bisa Dihukum!
Di sana, mendiang ayah Dory Harsa itu menjadi pengendang hingga ditunjuk sebagai koordinator pemusik. Namun, sudah satu dekade tahun terakhir vakum karena sakit.
Miris! Pemerintah Ekuador Simpan Jasad Positif Corona di Kulkas
Semua lagu bisa dimainkan dengan baik oleh mendiang Agus. Sebelum era koplo ramai diperbincangkan, dia telah lebih dulu membuat kendangan koplo bersama OM Ervana.
Bantu Lawan Corona, Driver Gojek Soloraya Bikin Gerakan Sejuta Masker
"Masalah musik, dia jagonya. Soal tempo, dia oke banget. Juga pandai ciptakan lagu kreasi yang bagus. Semua gaya klasik sudah nglothok di kepala," puji Edy.
Kecintaannya pada kendang kemudian diturunkan pada anak ragilnya, Dory. Seingatnya, sejak masih remaja Dory memang diajari ngendang. Dulu bahkan sering melihat pentas OM Ervana di THR Sriwedari.
Artis Soraya Larasati Jadi Korban Begal Payudara Saat Lari Pagi
Istri mendiang Agus juga seniman di bidang tarik suara. Keduanya pernah sama-sama bekerja di OM Ervana. Sementara, dua anak perempuan Agus mengikuti jejak sang ibu dengan jadi pesinden.
"Saya jelas kehilangan. Kaget tadi ditelepon. Kemarin masih chat dengan saya. Susah menemukan pengendang yang bagus seperti beliau," kenang Edy.