SOLOPOS.COM - D.P.M.B (JIBI/Harian Jogja/Arief Junianto)

Band indie Jogja, D.P.M.B menginginkan hip hop kembali ke esensinya, yakni memperjuangankan keadilan.

Harianjogja.com, JOGJA-Seiring dengan berkembangnya teknologi dan dunia kreatif membuat musik kian beragam. Hampir setiap genre kini mengalami perkembangan yang nyaris tak bisa dibendung lagi.

Promosi Keturunan atau Lokal, Mereka Pembela Garuda di Dada

Salah satunya adalah Hip Hop. Genre musik yang berakar dari gerakan kebudayaan kalangan pemuda jalanan Afro-Amerika yang kritis terhadap kebijakan pemerintah di Amerika era 1970-an itu kini juga tengah mengalami perkembangan yang pesat. Berbagai aliran kemudian muncul seiring dengan keativitas manusia yang kian meluas. Setelah Golden Age Hip Hop yang berjaya pada 1986, muncullah yang disebut Modern Era Hip Hop di era 1990-an. Tak cukup berhenti di situ, era musik yang identik dengan ujung topi yang diangkat ke atas tersebut kembali mengalami pergeseran di era Jiggy, atau yang juga biasa disebut Bling-Bling Era.

Atas dasar perkembangan itulah, duo hip hop asal Yogyakarta, D.P.M.B ingin mengulang masa-masa kejayaan Hip Hop di era sebelumnya. Grup yang beranggotakan Alexander Sinaga dan Heri Wiyoso itu mewujudkan kerinduannya pada Golden Age Hip Hop dengan merilis album perdananya yang bertajuk Re-Attitude. Album yang secara resmi dirilis pada 6 Februari 2015 lalu itu berisikan 10 lagu yang semuanya memang bernafaskan oldschool. Memang, oldschool adalah salah satu nuansa yang menjadi akar dari berkembangnya musik Hip Hop di dunia, termasuk Indonesia.

Kepada Harianjogja.com, salah satu personel D.P.M.B Heri Wiyoso mengakui bahwa album yang dirilis atas prakarsa dari Hellhouse, salah satu indie label asal Yogyakarta itu adalah wujud kerinduannya pada genre Hip Hop yang kini sudah mulai jarang dimainkan oleh musisi Hip Hop. Menurut dia, musik Hip Hop kini sudah mulai melenceng dari esensinya. Jika sejatinya musik Hip Hop mengandung spirit kritis yang menyiratkan ketertindasan dari kaum Afro-Amerika oleh para borjuis, kini Hip Hop justru lebih banyak berkisah tentang uang, perempuan, dan pesta.

Melalui 10 lagu dalam Re-Attitude, D.P.M.B menampilkan lirik-lirik yang kritis dan tajam serta nakal. Selain itu, irama beat juga sangat kental terasa. Menurut Heri Wiyoso yang biasa akrab disapa Mamok itu, mainstream hip hop kini memang sudah jarang terdengar. Telinga masyarakat banyak dijejali oleh musik-musik hip hop yang sudah mengalami banyak pergeseran.

“Setidaknya, kami muncul kembali dengan album ini [Re-Attitude], kami ingin menunjukkan kepada masyarakat, inilah akar dari musik hip hop. Sekaligus mengobati kerinduan kami sebagai musisi hip hop,” ucapnya Senin (9/2) pagi.

Meski Re-Attitude adalah album perdana yang dirilis, namun D.P.M.B sendiri pada dasarnya bukanlah nama baru di dunia musik hip hop, khususnya di Yogyakarta. Selain Mamok yang belakangan lebih ngetop dengan grupnya Jogja Hip Hop Foundation, D.P.M.B yang resmi berdiri sejak awal 2007 lalu itu juga sebenarnya kerap tampil dengan format kolaborasi bersama banyak musisi dari berbagai genre.

Di awal berdirinya, D.P.M.B sempat populer dengan single pertamanya berjudul Microphone Attack. Setahun kemudian, salah satu lagu D.P.M.B berjudul Gatholoco masuk dalam album kompilasi ‘Poetry Battle #3’. Lagu ‘Gatholoco’ itu sendiri disadur dari puisi karya Goenawan Mohammad dengan judul yang sama.

Pada tahun 2011, dengan berkolaborasi bersama grup band hardcore asal Yogyakarta Serigala Malam, D.P.M.B merilis lagu berjudul Boyz In Da Hood. Sementara di tahun 2013, D.P.M.B kembali merilis single berjudul Old Scholl Always Good dengan berkolaborasi bersama Boys Got No Brain. Single ini kemudian terpilih menjadi salah satu pengisi dalam OST film King of Rock City.

“D.P.M.B adalah cara kami bermusik. Seperti lirik dalam salah satu lagu kami, ‘Attitude bagi kami adalah identitas’. Intinya, melalui Re-Attitude ini, kami ingin buktikan bahwa ‘Old School Always Good’,” tegas Mamok sembari mengutip beberapa karya D.P.M.B.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya