SOLOPOS.COM - Band Senja Dalam Prosa (istimewa)

Solopos.com, SOLO–Lahir dari musik emo screamo, Band Senja Dalam Prosa kini telah mengalami transformasi bermusik. Band yang terbentuk 29 September 2011 lalu ini kini makin kental nuansa postrock  dengan permainan musik yang kerap bermain-main dengan reverb untuk menghasilkan delay dan ambience.

Mengusung aliran musik rok eksperimental di Kota Solo, band yang kini dimotori Ajik (vokal), Bagas (gitar), Ayik (bas), Irfan (drum), dan Vega (synth, gitar, dan piano) ini mengaku tetap nyaman bermusik meskipun minim ruang apresiasi.

Promosi Skuad Sinyo Aliandoe Terbaik, Nyaris Berjumpa Maradona di Piala Dunia 1986

“Kami senang bermain musik di jalur yang tidak umum. Kita lihat sendiri di Solo saat ini musik yang mendominasi hardcore dan metal. Walaupun minim apresiasi. Tapi kami nyaman saja bermusik di jalur ini. Kami juga enggak niat bikin tren musik baru di sini,” kata vokalis Senja Dalam Prosa, Ajik Morales, ketika berbincang di Youth Centre Manahan, Minggu (29/9) malam.

Sebagai kompensasi bermain musik yang nonmainstream, apresiasi yang mengalir ke Senja Dalam Prosa tak pernah surut dari studio gigs yang digelar komunitas musik sejenis. “Ruang apresiasi kami juga tidak umum. Kami lebih sering bermain di acara musik grassroot. Biasanya di studio gigs dari teman-teman satu komunitas,” ujar Basis Senja Dalam Prosa, Ayik Suryanto.

Sempat bongkar-pasang personel, band yang awalnya dibentuk Ayik (bekas Band Overdose Miracle), Eba (Optimistic Sound, Rangkuman Pagi), dan Ajik (Dancing With Flame dan Electronical Destruction) ini terbentuk secara kebetulan.

“Berangkat dari obrolan seputar musik rok di studio gigs, kami akhirnya iseng membentuk Senja Dalam Prosa. Sebagai band proyekan, sebagian personelnya masih terlibat di band lain. Tapi komitmen kami yang juga punya kesibukan di luar musik, juga tetap kembali ke band,” beber Ayik diplomatis.

Setelah resmi terbentuk, Senja Dalam Prosa sempat dilirik minor label dari Australia, Sailboat Records. Dari kerja sama tersebut band ini sempat merilis mini album bertajuk Kala 2012 lalu. Mini album Kala memuat dua lagu antara lain Rona Jinga Murka dan Kala.

“Setelah mengunggah lagu Rona Jingga Murka di Youtube, Kami dikontak melalui Facebook dan ditawari kerja sama. Lalu kami langsung dikontak untuk EP [extended play]. Dulu kami dibuatkan CD untuk didistribusikan di Indonesia dan dijual ke pasar internasional lewat beberapa situs penjualan lagu digital,” terang Ayik.

Di sela-sela kesibukannya mengisi acara di studio gigs  yang digeber di Jakarta, Bandung, Semarang, dan Bogor ini, personel Senja Dalam Prosa berkomitmen curi-curi waktu untuk merampungkan album pertama mereka.

“Sekarang ini lagi persiapan album perdana. Walaupun jadwal tur kami Oktober ini padat sekali, tetap disempat-sempatin menggarap album. Sekalian mencari minor label lain atau menggarapnya secara mandiri,” pungkas Ajik.

Saat ini enam materi lagu antara lain Rona Jingga Murka, Niskala, Relung 1, Relung 2, dan dua lagu yang belum diberi judul telah disiapkan untuk mengisi album pertama. Salah satu lagu yang liriknya dibuat Ajik berkisah tentang hubungan manusia dengan Tuhan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya