SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi
Solo (Espos)— Gelar Macapatan 50 Jam Non Stop akan dibuka Selasa (8/6) besok, sekitar pukul 12.00 WIB di Fakultas Sastra dan Seni Rupa (FSSR) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo. Kegiatan yang akan ditutup Kamis (10/6) tersebut disiapkan untuk memecahkan rekor macapatan terlama yang dipegang Kabupaten Bantul Yogyakarta pada 19 Mei 2008 silam selama 48 jam non stop.
Kegiatan Macapatan 50 Jam Non Stop untuk mencetak rekor baru di Museum Rekor Indonesia (Muri) tersebut digelar di sela-sela kegiatan Renaissance Budaya Nusantara 1, yang diprakarsai FSSR UNS bersama Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Ratusan peserta bakal menembangkan tembang macapat yang diambilkan dari 12 serat atau kitab terkemuka.
“Kami sudah mempersipakan 2.387 bait tembang macapat yang diambilkan dari 12 serat atau kitab. Di antaranya dari serat Centini, Wulang Reh, Kalatida, dan Wedhatama,” urai Ketua Panitia <I>Renaissance Budaya Nusantara 1<I>, Sahid Teguh Widodo saat dijumpai wartawan, Senin (7/6) di FSSR UNS Solo.
Panitia telah menyiapkan 75 peserta inti untuk mengumandangkan tembang-tembang macapat tersebut. Mereka terdiri atas mahasiswa dan dosen. Macapatan 50 Jam Non Stop juga didukung puluhan guru besar UNS, kalangan seniman dan budayawan, dan masyarakat umum.
“Berbagai elemen masyarakat sudah berkenan untuk bisa ambil bagian dalam pemecahan rekor di Muri ini. Mulai dari pejabat pemerintah, akademisi, hingga sanggar-sanggar seni di berbagai daerah,” imbuh dia.
Macapatan 50 Jam Non Stop<I> digelar sebagai momentum untuk mengumandangkan ajaran yang mengandung kearifan lokal yang tertuang pada serat-serat tersebut. Sahid menambahkan, macapatan sebagai bagian kebudayaan dan kesenian yang mulai termajinalkan harus diberikan ruang untuk memperkuat basis kebudayaan di masyarakat.
hkt