SOLOPOS.COM - KESATUAN--Penari dari Republic Polytechnic Singapura menyuguhkan Bien En Tendu dalam ajang Tidak Sekadar Tari di Pendhapa Wisma Seni Taman Budaya Surakarta (TBS), Selasa (28/2/2012) malam. Foto istimewa

KESATUAN--Penari dari Republic Polytechnic Singapura menyuguhkan Bien En Tendu dalam ajang Tidak Sekadar Tari di Pendhapa Wisma Seni Taman Budaya Surakarta (TBS), Selasa (28/2/2012) malam. Foto istimewa

Delapan penari berpakaian hitam tampak bergerak selaras. Mengenakan caping, mereka saling mengikuti gerak satu sama lain. Rebah, mengacungkan tangan hingga berjinjit dilakukan seakan menjadi sebuah proyek kesatuan. Layaknya hubungan antar manusia, semua mengalami ketergantungan dan emosional.

Promosi Banjir Kiper Asing Liga 1 Menjepit Potensi Lokal

Adegan itu terekam dalam pentas Bien En Tendu yang digelar dalam ajang Tidak Sekadar Tari di Pendhapa Wisma Seni Taman Budaya Surakarta (TBS), Selasa (28/2) malam. Bien En Tendu, besutan kelompok tari Republic Polytechnic Singapura, seolah memaparkan pentingnya membangun komunikasi satu sama lain.

“Bien En Tendu mengambil konsep hubungan manusia. Bagaimana mereka menyelaraskan hati, mata dan pemikiran dalam menuntun langkahnya,” ucap sang koreografer, Fathurrahman Said, saat berbincang dengan Solopos.com, seusai pentas.

Diiringi musik Druming karya Gondrong Gunarto dan Nyanyian Tanah Karya besutan I Wayan Sadra, Bien En Tendu mengalun penuh harmoni. Bien En Tendu, yang diambil dari Bahasa Perancis berarti saling memahami, sukses membangkitkan emosi sekaligus keakraban di antara penonton. “Karya ini juga terinspirasi dari anyaman caping. Anyaman itu melengkapi satu sama lain. Sama halnya manusia yang harus saling melengkapi untuk menjalin kebersamaan,” tuturnya.

Ditambahkan Fathur, Bien En Tendu bukanlah karya yang final. Lelaki yang pernah berpartisipasi dalam Solo International Performing Arts ini menyebutnya sebagai karya ragu-ragu. “Karya ini sebenarnya sudah saya ciptakan sejak 2010. Namun setiap tahunnya ada pengembangan. Proses kreatif masih terus berjalan.”

Selain Bien En Tendu, ajang hasil kerja sama TBS, Komunitas Wisma Seni dan Studio Taksu itu menyajikan Panji Bolah karya seniman kawakan, Djarot Budi Darsono.

(Chrisna Chanis Cara/SOLOPOS/JIBI)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya