SOLOPOS.COM - Bramantyo Surya Kusumo (JIBI/Harian Jogja/Kurniyanto)

Bramantyo Surya Kusumo (JIBI/Harian Jogja/Kurniyanto)

Jika ada penghargaan terhadap predikat pemain terlucu dalam film fantasi musikal Ambilkan Bulan,  para penonton tentu sepakat memilih Bramantyo Surya Kusumo. Saat film itu dipertunjukkan kali pertama di Jogja di gedung biskop XXI, Jalan Urip Sumoharjo belum lama ini, bocah berusia sepuluh tahun tersebut berhasil membuat penonton terpingkal-pingkal.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Dalam film berdurasi 1,5 jam itu, Bram berakting sebagai bocah penggembala kambing bernama Kuncung. Bocah yang memiliki wajah menggemaskan itu bersahabat dengan  beberapa pemain lain seperti Lani Nitibaskara yang berperan sebagai Amelia serta Berlianda Naafi sebagai Ambar.

Kelucuan yang dilakukan Bram ditunjukkan saat ketiganya tersesat di dalam hutan belantara. Di bagian film itu, Kuncung kerap melontarkan celetukan lucu dengan logat Jawa yang begitu kental sehingga membuat para penonton pun terpingkal-pingkal melihatnya. “Goro-goro kowe Mbar wedusku kademen,” begitu salah satu petikan dialog saat Kuncung menumpahkan kekesalaanya terhadap Ambar.

Siswa Sekolah Dasar Temasan I itu bisa membeberkan kelucuan karena sang sutradara memberi keleluasaan untuk memainkan karakter lucu. “Yang ngajarin lucu sutradara,” ungkapnya.

Mendapatkan sambutan  hangat dari para penonton tentu menjadi suatu kebanggan tersendiri bagi Bram, terlebih dalam film besutan sutradara Ifa Ifansyah ini merupakan kali pertama dia bermain film. “Yang pasti seneng Mas bisa main,” ujarnya kepada Harian Jogja, sembari tersipu belum lama ini.

Bocah berusia 10 tahun ini sebenarnya tidak menyangka bisa bermain film karena dia sebelumnya hanya iseng ikut casting. “Awalnya cuman iseng-iseng aja ikut casting, eh ternyata lulus. Terus orang tua juga memperbolehkan, ” ujar putra kedua dari empat bersaudara itu.

Diakui Bram, bermain film ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Pasalnya film yang rencananya serentak diputar pada 28 Juni itu banyak menggunakan pegunungan sebagai lokasi syuting. Alhasil Bram mengaku capek karena harus naik turun gunung.

“Sampai ngos-ngosan. Belum lagi dingin,” tandasnya. Kendati demikian, ia tetap merasa senang bahkan dalam waktu dekat ini ia berharap bisa mendapatkan tawaran main film kembali. “Pokoknnya seneng bisa kumpul rame-rame bareng,” beber Bram yang mengaku mendapatkan bayaran sebanyak Rp3 juta tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya