SOLOPOS.COM - Murtidjono

Murtidjono

Suasana upacara penghormatan terakhir kepada seniman dan budayawan Murtidjono, di Pendapa Ageng, Taman Budaya Jawa Tengah atau yang lebih dikenal TBS, Rabu (4/1/2012) berlangsung khidmat.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Ratusan kerabat dan seniman tampak hadir untuk memberi penghormatan terakhir kepada Murtijono. Seniman yang hadir antara lain, Djudjuk, Retno Maruti, Mugiono Kasido dan lain-lain.

Dalam sambutannya, seniman Halim HD mewakili seniman Solo memberi testimoni yang intinya memberi apresiasi kepada almarhum Murtijono yang telah mengurus TBS selama 26 tahun. Sebab hal itu bukanlah pekerjaan yang mudah.

Acara yang diiringi gamelan tersebut juga diisi dengan pembacaan riwayat hidup dan prestasi Murtidjono selama hidup oleh Sosiawan Leak.

Setelah upacara penghormatan terakhir di TBS selesai, jenazah kemudian dibawa ke tempat peristirahatan terakhir di TPU Njithengan, Karangpandan, Karanganyar.

Murtidjono mengembuskan nafas terakhir, Selasa (3/1/2012) pukul 12.30 WIB di Rumah Sakit (RS) dr Sardjito Jogja. Ketua Dewan Kesenian Solo ini meninggal akibat penyakit leukimia yang dideritanya sejak setengah tahun terkahir. Murtidjono meninggalkan seorang istri, Ningsri Sadiarti dan tiga orang anak.

Selain dikenal sebagai budayawan kesohor, lelaki kelahiran Solo, 10 Juli 1951 itu dikenang sebagai peletak dasar Taman Budaya Surakarta (TBS). Lelaki yang akrab disapa Eyang Murti ini adalah nahkoda pertama TBS. Selama 26 tahun, mulai 1981 hingga masa pensiunnya tahun 2007, Eyang Murti sekuat tenaga membesarkan kantong budaya yang sekarang menjadi barometer kesenian di Kota Solo itu.

Selamat jalan Murtidjono

(JIBI/SOLOPOS/Chrisna Chanis Cara)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya