SOLOPOS.COM - Foto: Dok

Foto: Dok

Awan gelap masih belum berhenti menanungi jagat seni Kota Bengawan. Setelah penari senior Sunarno Purwolelono pergi untuk selamanya Senin (26/12), budayawan besar Murtidjono harus menghadap Sang Ilahi, Selasa (3/1) pukul 12.30 WIB di Rumah Sakit (RS) dr Sardjito Jogja. Ketua Dewan Kesenian Solo ini meninggal akibat penyakit leukimia yang dideritanya sejak setengah tahun terkahir. Murtidjono meninggalkan seorang istri, Ningsri Sadiarti dan tiga orang anak.

Promosi Piala Dunia 2026 dan Memori Indah Hindia Belanda

Selain dikenal sebagai budayawan kesohor, lelaki kelahiran Solo, 10 Juli 1951 itu dikenang sebagai peletak dasar Taman Budaya Surakarta (TBS). Lelaki yang akrab disapa Eyang Murti ini adalah nahkoda pertama TBS. Selama 26 tahun, mulai 1981 hingga masa pensiunnya tahun 2007, Eyang Murti sekuat tenaga membesarkan kantong budaya yang sekarang menjadi barometer kesenian di Kota Solo itu.

Hingga berita ini diturunkan, Senin sore, jenazah Eyang Murti masih berada di RS dr Sardjito Jogja. Rencananya di hari yang sama, jenazah akan disemayamkan di rumah duka di Kampung Gulon, Kentingan, Jebres sebelum dimakamkan di TPU Karangpandan esok harinya.

“Kami masih menunggu info dari Mbak Ning (istri Murtidjono-red) terkait waktu pembawaan jenazah ke rumah duka. Yang jelas hari ini (Selasa),” ucap adik ipar Murtidjono, Nuswarih, saat ditemui Solopos.com di bilangan Mangkuyudan, Selasa siang.

Diungkapkan Nuswarih, Eyang Murti memang kerap bolak balik RS setelah mengidap leukimia enam bulan belakangan. Terakhir, imbuhnya, Eyang Murti dibawa ke RS dr Sardjito Jumat (30/12) malam sebelum menghembuskan napas terakhir.

(JIBI/SOLOPOS/Chrisna Chanis Cara)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya