SOLOPOS.COM - Dian Sastro. (Instagram @therealdiansastr)

Solopos.com, SOLO-Dian Sastrowardoyo atau dikenal dengan Dian Sastro cerita lebih detail soal perjalanannya menjadi mualaf. Dia tumbuh di tengah keluarga yang memiliki agama beragam, ibunya Katolik sementara ayahnya Buddha. Simak ulasannya di kabar artis kali ini.

Sejak kecil, aktris pemeran Gadis Kretek ini dibesarkan oleh ibunya dengan agama Katolik. Saat membaca buku-buku filsafat di masa SMA, Dian memiliki pemikiran yang cukup kompleks soal agama. Di situlah pencariannya dimulai.

Promosi Skuad Sinyo Aliandoe Terbaik, Nyaris Berjumpa Maradona di Piala Dunia 1986

“Nyokap gue Katolik, jadi gue digedein Katolik. Bokap gue Buddha. Jadi gue digedein di keluarga yang lumayan warna-warni nih. Terus waktu SMA gue mulai baca buku-buku tentang filsafat. Langsung mikir, jangan-jangan gue sebenarnya kayak bokap gue. Jangan-jangan penggilan gue di Buddha. Terus kata nyokap gue ‘Ya sudah cari saja yang benar apa.’ Aku coba pelajari semuanya. Tapi kok pelajaran-pelajaran filsafat gue enggak terjawab,” terangnya dikutip dari YouTube Denny Sumargo, Jumat (15/3/2024).

“Pokoknya gue ngucap sama Tuhan, ‘Aku tuh orangnya pengin nanya, kenapa-kenapa kita harus repot banget gini-gini, buat apa, kalau diri-Mu bisa berikan aku pemimpin agama yang bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan aku, aku mau ngejalanin agama itu’. Akhirnya gue pelajarin semua ajaran agama,” ujarnya Pemeran film Kartini itu.

Dalam perjalanan sebelum jadi mualaf, Dian Sastro mempelajari beberapa agama seperti Buddha, Hindu, Konghucu, hingga Islam. Kemudian, datanglah satu momen di mana tantenya mengajak untuk mengikuti kajian.

“Enggak tahunya menarik banget. Saat itu juga tanpa ekspektasi apa-apa, (bertanya) ‘Ya nih Pak Ustaz, buat apa sih kita hidup gini-gini’. Tiba-tiba dibuka ayat Al-Qur’an, gue sudah lupa ayatnya apa, tapi pokoknya dia menjawab dengan sangat filosofis, logis, yang gue juga enggak menyangka terjawabnya sama pemuka agama Islam. Namanya Pak Rahmat, dan gue enak banget dengar penjelasan dia,” Dian Sastrowardoyo mengenang.

Menurut ibu dua anak ini, jarang sekali ada pemuka agama yang nyambung saat berbincang dengannya dan bisa menjawab seluruh pertanyaan dalam benaknya secara logis. Saat itu juga, dia mulai mendalami agama Islam.

“Mungkin ini kali ya, dijawabnya di sini berarti gue harus jalani ini. Akhirnya ‘Ya sudah deh, saya belajar terus sama Bapak. Kata beliau ‘Tergantung, kamu mau salat enggak 5 waktu?’ Karena sekarang saya sudah tahu buat apa, saya mau deh. Belajarlah besoknya gue hafalin Al-Fatihah. Hafalin pakai buku SD,” beri tahu Dian Sastrowardoyo.

Dalam perjalanannya menjadi seorang mualaf, saat membaca ayat suci Al-Qur’an, Dian Sastro juga berupaya keras memahami artinya.

“Dan bahasa Arab kan susah. Tapi yang membantu gue menghafal, karena gue aktris, gue harus hafalin artinya, kalau enggak gue enggak menjiwai artinya. Jadi setiap gue melafalkan Arabnya gue bisa menjiwai artinya. Itu membantu gue mendalami, itu di umur 21 tahun,” tutup Dian Sastrowardoyo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya