SOLOPOS.COM - Poster drama Man Who Dies to Live (Allkpop.com)

Man Who Dies to Live diboikot karena dituding melecehkan agama Islam.

Solopos.com, SOLO – Mengangkat isu SARA yang sensitif dalam sebuah film atau drama menjadi tantangan yang cukup sulit. Drama Korea Selatan Man Who Dies to Live, menjadi salah satu yang mengangkat isu tersebut.

Promosi Ada BDSM di Kasus Pembunuhan Sadis Mahasiswa UMY

Di episode pertama yang tayang Rabu (19/7/2017), drama yang ditayangkan MBC setiap Rabu dan Kamis itu menampilkan sejumlah adegan di Bodantia, sebuah kerajaan fiktif yang dikisahkan berada di Timur Tengah.

Sebagaimana dilansir Okezone, Senin (24/7/2017), setidaknya, ada tiga adegan yang dinilai penonton sangat melecehkan budaya Arab dan agama Islam dalam drama tersebut. Pertama, saat dua perempuan berbikini terlihat mengenakan kerudung dan bersantai di pinggir kolam renang.

Kedua, saat Count Saeed Fahd Ali yang diperankan oleh Choi Min Soo menikmati segelas anggur dalam balutan thawb, pakaian tradisional Arab untuk pria.

Ketiga, ketika Saeed Fahd Ali dipaksa untuk menikahi salah satu dari tiga putri raja. Namun dialog yang disampaikan kemudian adalah “Beli satu putri akan mendapatkan dua putri secara gratis”.

Penonton melakukan aksi boikot terhadap Man Who Dies to Live melalui media sosial. Melalui sebuah petisi, mereka juga menuntut MBC untuk menghentikan penayangan drama tersebut.

Terkait pro dan kontra drama tersebut, MBC akhirnya mengeluarkan pernyataan resmi melalui Twitter dalam tiga bahasa: Korea, Inggris, dan Arab. Pada kalimat pembukanya, MBC menjelaskan, drama tersebut bersifat fiktif dan meminta maaf atas kesalahpahaman yang ditimbulkan. MBC menekankan, pihaknya tidak bermaksud menyinggung budaya atau agama tertentu, dan meyakinkan penonton bahwa mereka akan lebih berhati-hati ke depannya.

“Kami tak bermaksud menyinggung agama Islam atau budaya Arab dengan menampilkannya dalam rupa komikal. Kami memohon maaf karena telah menimbulkan masalah dengan penggambaran yang tidak pantas,” tulis MBC.

Meski telah meminta maaf, namun tanggapan penonton masih sangat negatif. Seperti pemilik akun @bangtan1080p yang mengatakan, “Kisah fiksi atau tidak, kita hidup di era di mana riset mumpuni akan menghasilkan konten yang benar tanpa harus menyinggung agama tertentu.”

Sementara itu, Man Who Dies to Live membukukan catatan positif pada penayangan perdananya pekan lalu. Nielsen mencatat, untuk dua episode yang telah tayang rata-rata rating mencapai 9 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya