SOLOPOS.COM - Deddy Corbuzier saat konferensi pers bersama haters yang telah diringkus. (JIBI/Detik)

Fenomena Haters menjadi fokus Deddy Corbuzier beberapa waktu terakhir.

Solopos.com, JAKARTA – Presenter talkshow, Deddy Corbuzier, akhirnya mempertontonkan pria bernama Antho yang disebutnya sebagai haters. Deddy bahkan memperlihatkan adegan Antho meminta maaf kepadanya dan Chika Jessica usai berkomentar kasar di Instagram.

Promosi Komeng Tak Perlu Koming, 5,3 Juta Suara sudah di Tangan

Bertempat di kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan, Deddy dan Chika membeberkan bagaimana ia bisa menangkap Antho yang berasal dari Jambi. Ia juga menjelaskan kenapa kemudian ia bersikeras untuk mencari hater yang sudah meninggalkan komentar kasar di Instagram itu.

Pria berusia 33 tahun itu dipertemukan langsung dengan Deddy dan Chika Jessica. Ia kemudian secara terbuka dan langsung meminta maaf di depan dua pihak yang telah dihinanya tersebut.

“Saya Antho Nugroho dari Jambi. Ingin menyampaikan permintaan maaf yang sebesar-besarnya karena sudah dengan sengaja melukai hari mas Deddy dan Chika,” katanya saat dipertemukan di kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan.

Antho yang adalah duda dan single parent itu mengaku tidak terlalu paham Instagram dan media sosial. Sehingga ia menuliskan komentar-komentar bernada negatif yang dianggapnya sebagai main-main.

“Awalnya saya pikir main-mainan. Saya tidak menyadari apa yang saya lakukan menyakiti banyak pihak dan bisa digugat berdasarkan Undang-undang dan hukum,” lanjutnya.

Deddy Corbuzier memutuskan untuk melacak Antho karena tersinggung. Antho menyebut Chika Jessica PSK dan membawa-bawa masalah agama lewat komentar di Instagram. Buat sang mentalist, apa yang ia lakukan ini memang sudah seharusnya demi memberikan efek jera. Antho sendiri diringkus setelah tiga hari dilacak oleh tim Deddy.

“Dari hati yang paling dalam memohon dengan sangat kepada mas Deddy, Chika dan keluarga membukakan pintu maaf selebar-lebarnya. Saya janji tidak akan pernah mengulanginya. Saya tidak akan membuat akun media sosial lagi,” tutup Antho.

Kasus hater Deddy dan Chika ini bermula akhir pekan lalu di Instagram. Pembawa acara ‘Hitam-Putih’ itu sebelumnya sempat memberikan peringatan lewat posting-an di media sosial berbagi foto itu agar Antho menyerahkan diri. Namun tak ada jawaban sampai akhirnya ia diringkus di Jambi.



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng

2 Perempuan Kena Autoimun Setelah Sulam Alis

2 Perempuan Kena Autoimun Setelah Sulam Alis
author
Akhmad Ludiyanto Minggu, 5 Mei 2024 - 18:45 WIB
share
SOLOPOS.COM - Ilustrasi. Alis. (Freepik)

Solopos.com, JAKARTA – Dua orang perempuan mengalami penyakit paru-paru serius yang disebut sarkoidosis sistemik yang merupakan salah satu penyakit autoimun. Sebelumnya mereka menjalani prosedur kosmetik microblading atau sulam alis.

Perempuan berusia 33 tahun itu mengalami efek samping yang jarang terjadi. Para dokter di Slovenia, untuk pertama kalinya membagikan rincian kasus ini, mendesak para ahli kecantikan untuk lebih transparan mengenai potensi risiko kesehatan yang terkait dengan microblading.

Promosi Komeng Tak Perlu Koming, 5,3 Juta Suara sudah di Tangan

Para wanita tersebut mencari pertolongan medis setelah melihat “plak oranye-merah” yang tidak biasa di alis mereka. Mereka masing-masing mengalami gejala setahun dan enam tahun setelah melakukan prosedur microblading. Hasil biopsi keduanya mengonfirmasi bahwa kedua wanita tersebut menderita sarkoidosis. Dan tes lebih lanjut mengungkapkan bahwa penyakit tersebut juga memengaruhi paru-paru dan kelenjar getah bening mereka.

Sarkoidosis sistemik adalah suatu kondisi autoimun di mana sistem kekebalan tubuh bereaksi berlebihan, membentuk nodul inflamasi yang disebut granuloma di berbagai organ, paling sering di paru-paru dan kelenjar getah bening.

Koran Solopos

Dr Manoj Goel, Direktur & Kepala Unit, Pulmonologi, Fortis Memorial Research Institute, Gurugram, mengatakan meskipun penyebab pasti sarkoidosis tidak diketahui, hal ini diyakini disebabkan oleh respons imun abnormal terhadap zat yang tidak diketahui.

“Hanya ada beberapa laporan, tapi kami membutuhkan lebih banyak bukti bahwa microblading menyebabkan sarkoidosis.”. Microblading biasanya dapat menyebabkan komplikasi seperti reaksi alergi, infeksi, jaringan parut.

Penting untuk mempertimbangkan potensi manfaat dibandingkan risikonya dan berkonsultasi dengan profesional kesehatan sebelum mengambil keputusan.

Emagazine Solopos

Kondisi autoimun seperti sarkoidosis dapat berdampak signifikan terhadap kualitas hidup, menyebabkan gejala seperti kelelahan, sesak napas, batuk, ruam kulit, nyeri sendi, dan masalah mata.

“Meskipun tidak ada obat untuk sarkoidosis, pengobatan berfokus pada pengelolaan gejala dan mencegah komplikasi. Obat-obatan seperti kortikosteroid, imunosupresan, dan obat antiinflamasi sering kali digunakan untuk mengendalikan peradangan dan meringankan gejala,” kata Dr Goel dikutip Bisnis dari The Express.

Kedua wanita tersebut merespons pengobatan dengan baik. Wanita pertama menerima steroid selama dua tahun, yang mengakibatkan hilangnya lesi kulit dan penurunan (“regresi”) pertumbuhan paru-paru. Wanita kedua juga mengalami perbaikan dalam waktu satu tahun setelah pengobatan steroid.

Interaktif Solopos

Para dokter, yang menulis dalam Journal of Medical Case Reports, menyimpulkan bahwa microblading kemungkinan besar menjadi pemicu sarkoidosis dalam kasus-kasus ini. Mereka menekankan pentingnya memberi tahu para profesional medis dan ahli kecantikan yang menawarkan microblading tentang kemungkinan kaitan ini. “Meskipun ini merupakan efek samping yang jarang terjadi,” kata mereka, “pasien harus disadarkan sepenuhnya akan risiko ini sebelum menjalani prosedur.”

 

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul “Ngeri, 2 Orang Perempuan Kena Autoimun Gara-gara Sulam Alis?”



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.

Gerindra Jajaki Koalisi di Pilgub Jateng 2024, Terbuka untuk Semua Parpol

Gerindra Jajaki Koalisi di Pilgub Jateng 2024, Terbuka untuk Semua Parpol
author
Newswire , 
Abdul Jalil Minggu, 5 Mei 2024 - 18:40 WIB
share
SOLOPOS.COM - Ketua DPD Partai Gerindra Jateng Sudaryono berjabat tangan dengan warga usai menghadiri acara tasyakuran tim pemenangan Sri Hartini menjadi anggota DPRD Dapil 3 Jateng di Mejobo, Kudus, Minggu (5/5/2024). (ANTARA/Akhmad Nazaruddin Lathif)

Solopos.com, KUDUS – Partai politik saat ini masih melakukan penjajakan politik terkait Pilkada 2024 di Jawa Tengah. Seperti yang dilakukan DPD Partai Gerindra Jateng yang masih mulai melakukan penjajakan dengan partai politik lain untuk menjalin koalisi dalam pemilihan Gubernur Jateng pada Pilkada 2024.

Ketua DPD Partai Gerindra Jateng, Sudaryono, mengatakan sampai saat ini pihaknya masih melakukan penjajakan dengan parpol manapun tanpa memandang partai tersebut tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) dalam Pilpres 2024 atau tidak.

Promosi Komeng Tak Perlu Koming, 5,3 Juta Suara sudah di Tangan

“Kami masih terus melakukan penjajakan dengan parpol manapun tanpa memandang partai tersebut tergabung dalam koalisi Indonesia maju atau tidak,” kata dia seusai menghadiri acara tasyakuran tim pemenangan Sri Hartini yang menjadi anggota DPRD Daipl 3 Jateng di Kabupaten Kudus, Minggu (5/5/2024).

Hal tersebut, kata Sudaryono yang juga mencalonkan diri sebagai bakal calon Gubernur Jateng, sesuai dengan fatsun politik dari Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto tidak ada istilah anti-siapa pun dan bisa bekerja sama dengan siapa saja.

Koran Solopos

Meskipun sudah melakukan penjajagan dengan berbagai parpol, dia mengakui, sebelumnya sudah ada jalinan komunikasi dengan Partai Demokrat. Sedangkan partai lain tentunya juga akan dilakukan pendekatan untuk dukungan maju di Pilkada Jateng.

Karena Pilkada 2024 digelar serentak bersama pemilihan bupati dan wakil bupati, kata dia, pembicaraan koalisi dengan parpol tidak hanya sebatas koalisi untuk Pilkada Jateng 2024, melainkan termasuk Pilkada di kabupaten/kota.

Menurut dia perkembangan politik menjelang Pilkada Jateng 2024 sangat dinamis, terlebih pendaftarannya masih menunggu tiga bulan lagi.

Emagazine Solopos

Terkait dengan pencalonan Kapolda Jateng, dia menganggap, semua orang boleh dan berhak maju dan bercita-cita menjadi apa pun.

Ketika diberi amanah menjadi pemimpin Jateng, dia juga akan memperjuangkan petani di Jateng agar semakin sejahtera dan mudah dalam mendapatkan pupuk bersubsidi.

“Karena beberapa waktu lalu, banyak petani yang mengeluhkan soal kemudahan dalam mendapatkan pupuk bersubsidi,” kata dia yang dikutip dari Antara.

Interaktif Solopos



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.

Pensiun setelah 38 Tahun Jadi PNS, Begini Perjalanan Karier Sekda Wonogiri

Pensiun setelah 38 Tahun Jadi PNS, Begini Perjalanan Karier Sekda Wonogiri
author
Suharsih Minggu, 5 Mei 2024 - 18:27 WIB
share
SOLOPOS.COM - Sekda Wonogiri, Haryono. (Solopos.com/Rudi Hartono)

Solopos.com, WONOGIRISekretaris Daerah atau Sekda Wonogiri, Haryono, akan memasuki masa purnatugas atau pensiun per 1 Juni 2024 setelah mengabdi sebagai pegawai negeri sipil (PNS) di Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonogiri selama 38 tahun.

Haryono mengisahkan perjalanan kariernya sebagai PNS setelah lulus dari Akademi Pemerintahan Dalam Negeri atau APDN (sekarang IPDN) pada 1987. Begitu lulus dia langsung ditempatkan di Kabupaten Wonogiri di Bagian Urusan Kepegawaian.

Promosi Komeng Tak Perlu Koming, 5,3 Juta Suara sudah di Tangan

Selang beberapa waktu kemudian, Haryono melanjutkan pendidikan jenjang magister di Universitas Diponegoro (Undip) Semarang selama dua tahun. Setelah lulus dari tugas belajar, dia mendapatkan tugas sebagai mantri polisi di Jatisrono.

Perjalanan karier Sekda Wonogiri itu kemudian berlanjut dengan menjadi Sekretaris Camat Jatiroto selama lima tahun sejak 1992 sampai 1997. Dia juga sempat ditugaskan menjadi Camat Tirtomoyo.

Koran Solopos

Setelah menjadi camat selama tiga tahun, Haryono beberapa kali ditugaskan di beberapa organisasi perangkat daerah (OPD) sebagai kepala bidang. Dia kemudian menjadi Sekretaris DPRD Wonogiri pada 2010.

Sebelum menjadi Sekretaris Daerah (Sekda) Wonogiri pada 2020, Haryono pernah menjabat sebagai Kepala Badan Pengelolaan dan Keuangan Daerah dan Kepala Badan Kepegawaian Daerah Wonogiri.

Haryono terpilih menjadi Sekda saat Joko Sutopo alias Jekek menjabat Bupati Wonogiri untuk periode kedua pada 2020. “Awalnya saya ingin menjadi Widyaiswara, namun atas dhawuh Pak Bupati, saya diminta menjadi Sekda,” ujar dia saat diwawancarai Solopos.com, Kamis (2/5/2024).

Emagazine Solopos

Seperti diberitakan sebelumnya, tak seperti beberapa pejabat sekretaris daerah yang terjun ke dunia politik dengan menjadi bupati atau wakil bupati setelah pensiun, Haryono yang purnatugas per 1 Juni 2024, memilih kembali ke kampung halaman sebagai warga biasa.

“Saya pensiun per 1 Juni 2024. Setelah ini saya akan kembali ke rumah, menjadi warga biasa, kembali bersama keluarga,” kata Haryono. Pria 60 tahun itu mengatakan Wonogiri sudah seperti rumah kedua baginya.

Lebih dari separuh hidupnya banyak dihabiskan di Wonogiri ketimbang di rumah bersama keluarganya di Sleman, Yogyakarta. Haryono mengaku selama menjadi PNS di Wonogiri, banyak sekali cerita yang dia tulis di buku catatannya. Catatan-catatan itu masih dia simpan hingga saat ini.

Interaktif Solopos

Menurutnya, isi catatan tersebut lebih banyak terkait keresahan-keresahannya sebagai PNS. Dia membeberkan salah satu keresahan yang dia tulis di buku catatannya adalah soal banyaknya aplikasi dari masing-masing kementerian untuk menilai indikator kinerja.

Akibatnya, alih-alih fokus dalam bekerja dan menjalankan kegiatan, para pegawai malah sibuk pada hal-hal administratif untuk menilai kinerja diri sendiri. “Jadi pegawai bukan malah fokus pada pekerjaannya, tetapi malah sibuk ngurusin indikator kinerja,” ucapnya.

Haryono menilai saat ini Kabupaten Wonogiri sudah berubah menjadi lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, mulai dari pembangunan infrastruktur hingga pembangunan manusia.



Dia menyampaikan banyak tantangan dalam membangun Wonogiri. Kondisi geografis Wonogiri yang berbeda dibanding daerah lain di Soloraya membuat proses pembangunan daerah ini memerlukan langkah atau cara berbeda.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Memuat Berita lainnya ....
Solopos Stories