SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Foto: Dok)

Solo (Solopos.com) – Untuk kali kedua, Festival Dolanan Bocah (FDB) akan digelar di Solo pada Jumat-Minggu (6-8/4) malam di Jl Jenderal Sudirman, di depan Kantor Pos Gladak.
Meski sarat akan pelestarian budaya, namun penyelenggaraan acara itu dinilai sebagian warga kurang tepat waktunya. Pelaksanaan acara pada malam hari dianggap tidak sesuai dengan kondisi anak-anak.

Ketua Panitia Festival Dolanan Bocah 2011, Mujiono, mengatakan acara yang akan menampilkan berbagai dolanan tradisional itu merupakan sarana untuk mengenalkan kembali nilai-nilai sejarah dan tradisi permainan yang sepatutnya diketahui dan dimiliki anak-anak.

Selain itu juga menjadi media untuk menanamkan budi pekerti.
Festival dolanan tersebut akan diikuti sekitar 17 sekolah dasar (SD) yang tersebar di Solo dan tiga sanggar kesenian. Satu kelompok, kata Mujiono, minimal terdiri dari 10 anak, sehingga acara tersebut bakal melibatkan banyak anak usia SD se-Solo.

“Kami memilih festival, bukan lomba, karena menurut pengamatan untuk menumbuhkembangkan bakat anak-anak lebih tepat dengan sarana festival. Dalam festival tidak ada rasa kompetisi, tak ada yang dimenangkan atau dikalahkan, sehingga kebersamaan lebih terasa,” kata Mujiono saat menggelar jumpa wartawan di Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Solo, Rabu (4/5).

Menurut Mujiono, FDB tahun ini akan lebih sempurna dibandingkan dengan saat kali pertama digelar tahun lalu di Ngarsopuro. FDB 2011 akan dibuat semacam deskripsi, termasuk gending-gending yang digunakan, semua diperinci dan harus sesuai dengan dolanan anak-anak. “Tahun lalu memang kami masih mencari format yang tepat,” kata dia.

Namun, sebagai acara yang ditujukan bagi anak-anak, patut disayangkan FDB 2011 digelar di waktu yang kurang tepat bagi usia anak-anak, yakni dimulai pukul 19.40 WIB-22.00 WIB. Tentu alasan yang dikemukakan pihak penyelenggara, jika waktu itu disesuaikan dengan ramainya pasar wisata Solo pada malam hari menjadi tak begitu masuk akal, mengingat FDB 2011 merupakan acara yang digelar dari dan untuk anak-anak.

“Acara itu terlalu malam untuk anak-anak, harusnya pada waktu itu mereka belajar atau istirahat. Kan bisa diselenggarakan hari Minggu dari pagi hingga sore, agar bisa dinikmati anak-anak,” ungkap salah seorang warga Kentingan, Ruri.
Semoga masukan-masukan itu bisa menjadi pertimbangan bagi pihak penyelenggara ke depannya.

m97

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya