SOLOPOS.COM - Potongan film Halaman Belakang yang jawara di FFS 2013 (JIBI/SOLOPOS/Dok)

Potongan film Halaman Belakang yang jawara di FFS 2013 (JIBI/SOLOPOS/Dok)

SOLO — Gelaran Festival Film Solo (FFS) 2013, Minggu (5/5/2013) malam resmi paripurna dengan pengukuhan film Halaman Belakang sebagai film terbaik FFS 2013 Kategori Ladrang dan Lawuh Boled sebagai film terbaik FFS 2013 Kategori Gayaman.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Film Halaman Belakang, besutan sutradara asal Palu, Yusuf Radjamuda, mengisahkan kesibukan seorang anak yang bermain di halaman belakang rumahnya. Ia abai pada apapun yang terjadi di sekelilingnya. Hampir tak ada dialog dalam film berdurasi 11 menit 36 detik ini. Namun dengan kekuatan visualnya yang mumpuni, film ini berhasil mencuri hati dewan juri.

Juri FFS 2013 Kategori Ladrang, Hikmat Darmawan, membeberkan alasannya memilih film Halaman Belakang sebagai pemenang FFS 2013. “Penggarapan tema dan kejelasan ceritanya itu jelas [meskipun tanpa dialog]. Pesan-pesannya disampaikan melalui gambar di filmnya. Pencapaian teknis film tersebut juga tak perlu diragukan lagi,” tandasnya.

Sutradara Halaman Belakang, Yusuf Radjamuda, mengemukakan ide dasar pembuatan ceritanya berasal dari pengalamannya melihat sang keponakan yang juga bertindak sebagai pemeran utama di film tersebut.

“Ide membuat film ini muncul saat melihat keponakan saya yang main di situ. Dia ditingalkan bapaknya tanpa kabar. Saya persembahkan kemenangan ini untuk keponakan, istri dan semua penonton FFS 2013. Saya akan membawa energi ini ke Palu,” katanya.

Sementara itu, Film Lawuh Boled, besutan sutradara perempuan muda asal Purbalingga, Misyatun, mengisahkan cuilan keseharian warga miskin di sudut Purbalingga yang harus makan boled (ubi) lantaran tak kuat membeli nasi. Untuk memperoleh beras, mereka hanya mengandalkan pembagian raskin yang terkadang tidak adil.

Juri FFS 2013 Kategori Gayaman, Benny Benke, menilai film besutan siswi Kelas XI SMK Negeri 1 Purbalingga ini sesuatu yang penting. “Ini inspirasi dari semangat yang pernah dia rasakan. Film tersebut menggambarkan semangat anak-anak muda yang terkadang merasa kurang didukung dengan fasilitas. Tapi mereka mampu menunjukkan karyanya,” paparnya.

Sutradara Lawuh Boled, Misyatun, mengatakan ide pembuatan film ini berasal dari pengalamannya menyaksikan ibunya yang tidak diperlakukan secara adil pada pembagian raskin di daerahnya.

Melalui penghargaan yang dia peroleh di Kategori Gayaman FFS 2013, Misyatun bercita-cita mendongkrak budaya putus sekolah yang ada di daerah tempat tinggalnya. “Saya satu-satunya perempuan di desa yang bisa sekolah sampai SMK. Melalui pencapaian ini, saya berharap anak-anak muda di sekitar saya terinspirasi untuk tidak menikah dini dan mau melanjutkan pendidikan,” harapnya.

Selain memberikan penghargaan kepada dua film terbaik kategori umum dan pelajar, FFS 2013 juga memberikan penghargaan film pujian khusus pilihan juri. Film Sinema Purnama, garapan (Andra Fembriarto, Pamulang) sebagai yang dipuji juri atas pencapaiannya mengolah ide cerita yang aktual dengan isu-isu yang berkembang saat ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya