SOLOPOS.COM - Adegan film Soekarno: Indonesia Merdeka (officialfilmindonesia.com)

Solopos.com, SOLO — Bola panas kontroversi penayangan film Soekarno: Indonesia Merdeka! terus bergulir. Sebelumnya Rachmawati Soekarnoputri mengajukan gugatan pelanggaran hak cipta film tersebut ke Pengadilan Niaga di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Selasa (10/12/2013) lalu. Sementara kasus hukum berjalan, pihak pemilik hak cipta menuntut penghentian pemutaran film tersebut di bioskop seluruh Indonesia.

Nyatanya, imbauan untuk menghindari tuntutan hukum hak cipta ini agaknya belum digusbris pengelola bioskop. Belum adanya anjuran penghentian penayangan dari pihak manajemen pusat membuat film Soekarno: Indonesia Merdeka! masih ditayangkan secara normal di sejumlah bioskop di Soloraya, Jumat (13/12/2013).

Promosi Tragedi Bintaro 1987, Musibah Memilukan yang Memicu Proyek Rel Ganda 2 Dekade

Bioskop XXI Solo Square masih memutar film berbiaya Rp25 miliar ini di satu sinema dengan empat jam tayang. Bioskop Grand 21 Solo Grand Mall memutar film ini di dua sinema dengan delapan jam tayang. Bioskop XXI Solo Paragon Lifestyle Mall memutar film ini di satu sinema dengan empat jam tayang. Sementara bioskop yang baru diresmikan Jumat, Platinum Cineplex Hartono Lifestyle Mall, memutar film ini di dua sinema dengan delapan jam tayang.

Manager Pengelola Grand 21 Solo Grand Mall, Sriyono, mengutarakan pihaknya masih menunggu instruksi dari managemen pusat Jaringan Bioskop 21 terkait penghentian penayangan film Soekarno: Indonesia Merdeka!.

“Sampai saat ini kami masih menayangkan film ini seperti biasa. Sebelum adanya putusan resmi dari Jakarta, kami belum mengetahui kelanjutan penayangannya. Saya menunggu instruksi dari pusat saja,” ujar Sriyono ketika berbincang dengan Solopos.com, Jumat siang.

Menurut Sriyono, berlarut-larutnya kasus hukum yang membelit film yang mengisahkan perjuangan Bung Karno ini, tidak mempengaruhi animo penonton. “Tidak ada imbasnya ke penonton. Sampai saat ini peminatnya masih lumayan. Selama dua hari penayangan jumlah penontonnya mencapai 800 orang,” urainya.

Meskipun terbilang lumayan, lanjutnya, penayangan film besutan Hanung Bramantyo ini dinilai kurang strategis karena berbarengan dengan penayangan film 99 Cahaya Di Langit Eropa dan The Hobbit: The Desolation of Smaug. “Animo penonton film Soekarno masih kalah jauh dibandingkan 99 Cahaya Di Langit Eropa. Padahal film ini sudah tayang dua pekan lebih di bioskop,” bebernya.

Senada dengan Sriyono, Manager Platinum Cineplex Hartono Lifestyle Mall, Satria Andre Harisvianto, mengutarakan sampai saat ini animo masyarkat untuk menyaksikan film di bioskop yang baru beroperasi ini cukup tinggi. “Animo masyarakat masih tinggi. Saat ini kami masih menayangkan film Soekarno di dua studio. Soal penghentian penayangan, kami masih menunggu pemberitahuan dari pusat,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya