Entertainment
Senin, 18 Januari 2016 - 01:10 WIB

FILM TERBARU : Midnight Show: Kengerian Nasib Bioskop Kecil Era 1990an

Redaksi Solopos.com  /  Septina Arifiani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Poster Midnight Show (Youtube)

Film terbaru Midnight Show sekaligus menjadi gambaran kengerian bioskop kecil di era 1990-an.

Solopos.com, SOLO – Mengambil latar cerita di 1998, film thriller-slasher Midnight Show memiliki sisi lain yang menarik. Film yang dibintangi pemeran utama wanita terbaik Festival Film Indonesia (FFI) 2012, Acha Septriasa ini secara tidak langsung memotret getir nasib bioskop kecil di Indonesia sepanjang era 1990 an.

Advertisement

Midnight Show menggambarkan bioskop Podium sebagai salah satu bioskop tua di Jakarta yang semakin sepi lantaran kalah bersaing dengan bioskop yang lebih modern di 1998. Pada era tersebut, pesatnya perkembangan televisi dan monopoli dalam persaingan industri bioskop dalam negeri. Jaringan raksasa bioskop modern menggerus pasar bioskop kecil. Tiap tahunnya, produksi film berkualitas saat itu juga masih sangat terbatas.

Seperti kondisi ngeri bioskop Podium yang sepi, kumuh, dan banyak kecoa, sengeri itu pula kegelisahan segelintir orang yang menggantungkan hidupnya dari ketidakjelasan nasib bioskop kecil yang sebelumnya pernah tenar tersebut.

Ginanti menggabungkan konteks kengerian visualisasi fisik bangunan dengan kengerian efek surut redupnya bioskop di era tersebut. “Pada masa itu film Indonesia di bioskop tua lebih dominan film kontroversial dan esek-esek. Banyak bioskop enggak mampu bertahan dan pada akhirnya gulung tikar,” tukas sutradara Midnight Show, Ginanti Rona Tembang Asri saat dijumpai Solopos.com seusai pemutaran perdana Midnight Show di Grand Cinema 21 Solo Grand Mall, Kamis (14/1/2016) siang.

Advertisement

Pada sejumlah dialog dalam film tersebut, krisis dan teror 1998 sukses membangun suasana berdarah yang mencekam. Seperti saat adegan sang pemilik bioskop, pak Jo, yang meminta salah seorang pegawainya untuk berhati-hati terhadap penculikan. Ya, ramuan konflik dalam Midnight Show yang berlatar 1998 membawa kembali pada masa krisis dengan maraknya pembunuhan dan penculikan, pekerja seks komersil dalam bioskop, dan kekerasan kontroversial dalam rumah tangga yang kemudian diangkat dalam film.

Satu fakta tragis, dua bioskop tua yang digunakan sebagai lokasi shooting, yakni bioskop Galaxy dan bioskop Mall Cimanggis di Kota Depok akhirnya tutup beberapa bulan setelah proses pembuatan film tersebut. Kondisi mengakibatkan kedua bioskop itu pada akhirnya berhenti beroperasi. “Awalnya waktu kami shooting bioskop itu masih buka, masih ada sedikit pengunjung,” tukas Ginanti.

Ginanti mengaku memilih kedua bioskop tua itu lantaran kedua bangunan tua tersebut memiliki atmosfer khusus. Meski sejumlah artis sempat kesurupan, Ginanti berujar proses produksi film tetap berjalan setelah mereka mengadakan semacam ritual kulonuwun atau permisi terlebih dahulu.

Advertisement

Sementara itu produser sekaligus pemeran utama pria dalam film tersebut, Gandhi Fernando, menambahkan desain interior unik dan khas kedua bioskop tersebut sangat mendukung filmnya, baik dari segi tampilan fisik yang lawas menyeramkan maupun pencahayaan di dalamnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif