SOLOPOS.COM - Poster Midnight Show (Youtube)

Film terbaru Indonesia bergenre thriller, Midnight Show, meluncur di bioskop.

Solopos.com, SOLO — Pada pemutaran perdana film Midnight Show di Cinema 21 Solo Grand Mall (SGM) Kamis (14/1/2016) siang, puluhan orang mondar-mandir di depan lobi penjualan tiket. Sutradara dan pemeran utama pria Midnight Show hadir dan meluangkan waktu untuk foto bareng dan berbagi dengan para penonton.

Promosi Antara Tragedi Kanjuruhan dan Hillsborough: Indonesia Susah Belajar

Sekitar pukul 12.15 WIB, mereka berbondong memasuki ruang studio 2. Begitu film diputar, semua pengunjung yang ada dalam studio terdiam, memperhatikan. Sebagai pembuka, cipratan darah pada sebingkai foto keluarga dalam film tersebut membuat penonton terhenyak sesaat. Sembari memegang lehernya yang berdarah-darah, seorang perempuan dalam film tersebut tergolek lemas di atas lantai.

“Bagaimana, kamu suka? Sekarang tinggal ayah dan adik,” ucap seorang bocah laki-laki bernama Bagas. Dengan wajah dan pakaian berlumur darah, Bagas menenteng dua kantong plastik berisi potongan tubuh anggota keluarganya. Alur pun berlanjut, menggiring penonton dari satu ketegangan menuju ketegangan selanjutnya.

Tragedi pembunuhan dalam bioskop tua Podium bergulir di malam pemutaran film tengah malam berjudul Bocah yang berangkat dari kisah nyata dalam film tersebut. Bagas adalah tokoh sentral dalam film Bocah yang diputar di bioskop Podium.

Sebagai film bergenre thriller-slasher yang penuh adegan sadis, Midnight Show besutan sutradara muda Ginanti Rona Tembang Asri ini dinilai lebih ramah penonton oleh sejumlah penikmat film. Meski demikian, di satu sisi hal tersebut malah menjadi nilai minus untuk sebuah film slasher.

“Secara keseluruhan bagus, enggak bikin histeris ketakutan. Tapi untuk thriller, kurang sentuhan dan di luar ekpsektasi. Feel slasher-nya, semacam efek mual dan pusing khas film slasher masih kurang,“ ujar Darmawan, salah seorang peserta acara nonton bareng pada Kamis siang tersebut.

Sementara itu diakui Ginanti, visualisasi sejumlah detail adegan pembunuhan sadis dalam Midnight Show memang berulangkali mengalami perubahan. Ada banyak adegan sadis yang terpaksa dipotong untuk memenuhi kualifikasi badan sensor film Indonesia.

“Bolak-balik tiga kali kami edit, terutama adegan killing. Sebenarnya ini ada kaitannya juga dengan perubahan kebijakan dalam sensor film, jadi yang semula boleh ternyata di kebijakan baru enggak boleh,” terang Ginanti dalam sesi singkat question and answer seusai pemutaran film pada Kamis siang di lobi Cinema 21 SGM Solo.

Meski menyayangkan hal tersebut, dia menambahkan setidaknya “keramahan” Midnight Show bisa menjadikannya lebih diterima khalayak luas. “Ada positifnya juga, iya seperti itu tadi, film ini jadi lebih ramah penonton,” imbuh dia seusai sesi foto bareng, Kamis.

Sementara itu sang produser sekaligus pemeran utama pria Midnight Show, Gandhi Fernando berujar optismistis film tersebut bakal disukai penonton. “Seru sekali konsep ceritanya, apalagi saya main sama Acha Septriasa. Kalau konsep film ini enggak bagus, enggak mungkin dia mau main,” tukas dia, Kamis.

Ya, film garapan Renee Pictures yang dikemas dalam bentuk story telling ini menyuguhkan kisah dengan ending tak terduga dan mengambang yang sengaja dibuat untuk menjaga atmosfer misteri dalam film tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya