Entertainment
Senin, 7 November 2016 - 22:45 WIB

FILM TERBARU : Review Film Horor Ouija: Origin of Evil

Redaksi Solopos.com  /  Septina Arifiani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ouija: Origin of Evil (Entertainment Weekly)

Ingin menonton film terbaru Oija: Origin of Evil? Inilah review-nya.

Solopos.com, SOLO – Mengekor kesuksesan film Ouija pada 2014, prekuelnya, Ouija: Origin of Evil meluncur. Di Amerika Serikat, film ini sudah tayang sejak 21 Oktober 2016 silam.

Advertisement

Ouija: Origin of Evil mengisahkan seorang janda bernama Alice Zander (Elizabeth Reaser), bekerja dengan berpura-pura menjadi  aranormal dengan sejumlah cara. Dua anak perempuannya yakni Lina (Annalise Basso) dan Doris (Lulu Wilson) ternyata Doris diam-diam sering memainkan papan Ouija sendirian.

Sang kakak, Lina, mencurigai si adik bahwa permainannya bukan bohongan dan mencoba menyadarkan ibundanya. Mereka bertiga akhirnya duduk di meja untuk menguji kekuatan asli yang dimiliki Doris, di mana Alice semakin yakin pekerjaannya akan lebih terjamin dengan kemampuan yang dimiliki Doris.

Sejumlah tamu percaya bahwa arwah yang mereka panggil  sungguh datang ditambah dengan suara Doris yang berubah-ubah sesuai permintaan.

Advertisement

Doris tidak masuk sekolah. Hal ini mengundang tanda tanya kepala sekolah atas apa yang terjadi di rumah Alice. Dari awalnya hanya main-main, papan Ouija yang dipakai Alice mengundang arwah sungguhan, yang memakai Doris sebagai perantara.

Alice merasa justru merasa terbantu oleh makhluk halus yang diyakini suaminya, setelah sang arwah memberikan petunjuk ada “harta karun” di rumah mereka.

Kejadian aneh mulai bermunculan dan Lina mengalami hal-hal di luar akal pikirannya sehingga dia mendatangi kepala sekolah yang juga seorang Pendeta Tom (Henry Thomas). Mulailah kejadian-kejadian menyeramkan timbul di antara mereka.

Advertisement

Film Ouija: Origin of Evil mengajak Anda bertualang ke era 1960-an. Mike Flanagan, sang sutradara, sebenarnya juga tidak menciptakan aksi teror yang baru seperti gaya pemunculan hantu pun sama dengan konsep film horor umumnya di era 2000-an.

Beberapa ilustrasi musik pun cukup berhasil memberikan efek kejut sehingga penonton kembali menutup mata dan berteriak.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif