SOLOPOS.COM - Eko "Pece" Supriyanto (Dok/Solopos)

Eko “Pece” Supriyanto menggarap karya tari baru dengan melibatkan orang Australia.

Solopos.com, SOLO — Koreografer peraih berbagai penghargaan Eko Supriyanto atau lebih dikenal sebagai Eko Pece kembali menantang kemampuannya. Pemenang Aktor Pendukung Terbaik 2016 versi Tempo ini berencana menggandeng tiga sipir Australia dalam proyek tari terbarunya.

Promosi Banjir Kiper Asing Liga 1 Menjepit Potensi Lokal

Meski masih proses, penari yang sukses dengan dua tarian dari Halmahera Barat, Jailolo dan Balabala, itu mengaku butuh waktu lama untuk mengolah tubuh para sipir perempuan tersebut agar sesuai dengan tema. Mengingat para sipir di Negeri Kanguru itu sama sekali tidak memiliki dasar kepenarian.

Saat berbincang dengan Jumat (3/2/2017) lalu, Eko menceritakan awal munculnya ide tersebut. Beberapa waktu lalu saat berkunjung ke pusat budaya di wilayah Australia ia diminta membuat karya berdasar pada komunitas-komunitas di negara setempat.

Setelah berkunjung ke beberapa komunitas, Eko memilih tahanan anak-anak di pusat Australia. Ia berminat menyoroti kondisi tahanan anak-anak yang sebelumnya menjadi korban kejahatan sekaligus mengangkat psikologis para sipir yang bertugas menjaga mereka.

“Para sipir ini akhirnya harus mengakomodir anak-anak, menjaga psikologi mereka yang masalahnya sangat kompleks. Kalau di penjara harus tegas, care juga. Karakter sipir ini yang saya angkat,” terang Eko.

Tarian bakal melibatkan tiga sipir perempuan berbeda budaya. Mereka adalah sipir keturunan Palestina, asli suku Maori, serta kulit putih Australia. Karena ketiganya tidak memiliki modal ilmu tari, Eko justru berharap karyanya nanti mampu merepresentasikan kondisi rumah tahanan yang sebenarnya.

“Berdasarkan pengalaman di Jailolo dan Balabala tarian sekarang  itu harus keluar dari masing-masing pelaku. Tari bukan lagi konteks ketubuhan tetapi representasi kultur tertentu, identitas masing-masing personal individu,” ceritanya.

Eko berencana memulai proses produksi Desember nanti selama dua pekan, dilanjutkan Maret 2018 selama satu bulan. Tarian yang didanai Pemerintah Australia selama tiga tahun ini bakal dipentaskan perdana di seluruh tahanan anak Australia mulai September 2018. Tahun berikutnya, dijadwalkan pentas ke wilayah Eropa dan Asia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya