SOLOPOS.COM - Ilustrasi Film The Hobbit (Dok/JIBI/Solopos)
Solopos.com, SOLO – Sekuel The Hobbit akhirnya menyambangi bioskop Tanah Air hari ini, Kamis (13/12/2013). Film berjudul The Hobbit: The Desolation of Smaug mendadak jadi pembicaraan hangat di berbagai media sosial.
Situs microbloging Twitter selama beberapa jam dihiasi “Desolation of Smaug” dan “The Hobbit” sebagai topik bahasan terpopuler. Sepertinya film ini telah menjadi salah satu film paling dinanti di Tanah Air.
Sekuel The Hobbit disebut-sebut punya kualitas grafis dan mood yang lebih baik. Penampilan naga besar benama Smaug menjadi salah satu daya tarik yang akan membuat film ini tampil lebih suram.
The Desolation of Smaug ini menceritakan perjalanan lanjutan dari Bilbo Baggins (Martin Freeman), Gandalf (Ian McKellen), dan para manusia kerdil pimpinan Thorin (Richard Armitage) menuju Lonely Mountain.
Perjalanan mereka dibanyangi serangkaian bahaya yang mengancam nyawa. Klimaks petualangan yang tak terlupakan ini diwarnai perebutan harta dan kerajaan yang dijaga Naga Smaug (Benedict Cumberbatch).
The Desolation of Smaug ini menjadi sekuel dari seri The Hobbit sebelumnya, The An Unexpected Journey.
Prekuelnya menjadi perbincangan hangat penggemar film beberapa saat setelah diperkenalkan. Minggu pertama rilis, film The Hobbit: An Unexpected Journey memecahkan rekor pendapatan box office dengan meraup US$84,7 juta atau sekitar Rp 85 miliar dari 4.045 bioskop Desember 2012 silam.
Pencapaian itu mengalahkan rekor sebelumnya dari film I Am Legend(2007) yang berhasil meraup US$77,2 juta atau sekitar Rp 78 miliar pada pekan pertama. Dibintangi Martin Freeman dan Ia McKellen, The Hobbit juga mendapat A CinemaScore dari penonton.
Menurut laporan The Hollywood Reporter, film prekuel dari trilogi The Lord Of The Rings ini meraih pendapatan US$32,9 juta atau sekitar Rp33 miliar pada pekan ketiganya.
Bila dijumlahkan dengan pendapatan sebelumnya, film itu telah mengumpulkan pendapatan kotor sekitar US$222,7 juta (sekitar Rp2 triliun) di Amerika Utara dan US$600 juta (Rp5,4 triliun) secara global.