SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta–Herta Mueller, penulis kurang dikenal dunia dari Jerman, memenangkan Nobel sastra 2009. Anugerah ini membuat 10 peraih Nobel sastra terakhir, hanya satu yang tidak berasal dari Eropa. Lainnya, satrawan Eropa atau penulis non-Eropa yang tinggal di Eropa.

Mueller, 56 tahun, kelahiran Banat, wilayah Rumania yang berbahasa ibu Jerman, sehingga ia fasih dengan bahasa negara tempatnya tinggal sekarang.

Promosi Tragedi Simon dan Asa Shin Tae-yong di Piala Asia 2023

Saat masih tinggal di Romania, Mueller harus menyelundupkan karyanya ke Jerman agar bisa diterbitkan. Muller sendiri pindah ke Jerman pada 1987, dua tahun sebelum  pemerintahan komunis di Romania ambruk.

Penghargaan bagi Muller, yang sedikit karyapun yang sudah diterjemahkan ke bahasa Inggris, dipandang sebagai salah satu peringatan 10 tahun berakhirnya Perang Dingin. Panitia menyatakan bahwa Muller, dalam novel seperti “Negeri Plum Hijau” sangat puitis dan jujur saat menggambarkan mereka yang tidak punya.

Novel terakhir Mueller, “Atemschaukel” (Ayunan Nafas), kemungkin bakal mendapat anugerah German Book Prize awal pekan depan.

Kemenangan Mueller ini membuat 10 pemenang Nobel terakhir, hanya satu yang tidak berasal dari Eropa yakni Afrika Selatan (J.M. Coetze, 2003).

Ada orang non-Eropa yang menang, yakni VS. Naipul (2001) dan Gao Xingjian (2000). Tapi patut diingat bahwa V.S. Naipul, meski lahir di Trinidad dari keturunan India, tapi ia tinggal di Inggris. Sedang Gao, kelahiran Cina, tinggal di Prancis.

Yang agak “kurang” Eropa adalah Orhan Pamuk. Ia berasal dari Turki. Tapi Turki, negeri di perbatasan Eropa-Asia itu, memandang dirinya Eropa.

Sisa dari 10 penghargaan terakhir jatuh ke deretan penulis Irlandia, Polandia, Italia, Portugal, Jerman, Hungaria, Austria, Inggris, dan Prancis.

Panitia mati-matian menjelaskan bahwa mereka tidak dengan sengaja membuat para pemenang orang Eropa.

“Jika Anda orang Eropa, lebih mudah berhubungan dengan sastra Eropa,” kata Sekretaris Tetap Penghargaan Nobel, Peter Englund. “Ini hasil bias psikologis yang kami benar-benar waspadai. Ini bukan hasil program yang disengaja.”

Tahun lalu, pendahulu Englund, Horace Engdahl, mempertahankan tren sastrawan Eropa yang menang dengan mengatakan bahwa penulis Amerika–dibandingkan Eropa–terlalu mengikuti trend budaya massa.

tempointeraktif/fid

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya