SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Hitam Putih Trans 7 mendatangkan tamu undangan para pemain sinetron Si Doel Anak Sekolahan.

Solopos.com, SOLO – Sinetron yang tayang pada era 90-an, tepatnya 1994, Si Doel Anak Sekolahan, menyisakan banyak kenangan bagi para pemainnya. Dalam acara bincang-bincang Hitam Putih yang tayang secara langsung di Trans 7, Senin (2/2/2015) sejak pukul 18.30 WIB, hadir empat pemain Si Doel Anak Sekolahan, yaitu Rano Karno, Maudy Kusnaedi, Mandra, dan Suti Karno.

Promosi Kanker Bukan (Selalu) Lonceng Kematian

Berdasarkan pantauan pada tayangan Hitam Putih Trans 7, Rano Karno menyatakan rasa kekeluargaan di Sinetron Si Doel Anak Sekolahan memiliki tepat khusus dan memunculkan keharuan saat mengingatnya. Meski banyak pihak yang berharap kelanjutan sinetron tersebut, Rano Karno merasa semua pencapaian Si Doel itu cukup.

“Artinya, tentu dikatakan sedih ya sedih. Memang aneh Si Doel ini. Buat saya Si Doel itu cukup. Mak Nyak [Aminah Cendrakasih] masih semangat dan tanya kapan Si Doel akan dilanjutkan, karena belum tentu umur kita panjang. Itu kan suatu hope [harapan], tapi menurut saya sudah cukup,” ujar Rano Karno haru.

“Ada keinginan masyarakat dan banyak yang berharap Si Doel ini dilanjutkan, karena banyak program pemerintah yang bisa masuk dalam Si Doel ini,” sambung Rano Karno.

Rano Karno, selaku produser Si Doel Anak Sekolahan mendefinikkan Doel sebagai satu tokoh yang nyata dalam kehidupan, meski Doel tercipta dalam fiksi anak Betawi.

“Doel itu hidup, Doel itu ada. Dia adalah tokoh yang saya temukan dalam buku, dan buku itu jadi guidence [petunjuk] dalam hidup saya. Kalau Doel tidak hidup, tidak mungkin Si Doel ada di sini sekarang,” jelas Rano Karno.

Dalam kesempatan tersebut, Rano Karno juga menyatakan inti dari sinetron Si Doel adalah tentang pentingnya pendidikan.

“Sekolah itu penting. Pendidikan itu sangat penting, apapun tingkatannya. Ketika kita lihat sekarang banyak anak-anak yang tidak berkesempatan untuk pendidikan, artinya menghadapi masa depan tanpa pendidikan itu sulit sekarang. Saat ini kita sudah masuk di era persaingan. Yang bisa bersaing adalah orang yang punya kemampuan. Susah menghadapi dunia persaingan tanpa pendidikan,” kata Rano Karno.

Di akhir acara Hitam Putih tersebut, Rano Karno memberi pernyataan penutup sebagai berikut.

“Kenapa saya memberi judul  Si Doel Anak Sekolahan dan bukan Si Doel Anak Sekolah? karena saya berasumsi, sekolah itu bukan hanya di sekolahan, kita di studio saat ini pun adalah sekolah. Inilah sekolah yang sesungguhnya. Jadi, sekolah itu ada di mana-mana,” pungkas Rano Karno.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya