Entertainment
Rabu, 18 Juni 2014 - 19:29 WIB

HITAM PUTIH TRANS7 : Banjir Air Mata Raeni dan Sang Ayah, Ini Kisahnya!

Redaksi Solopos.com  /  Septina Arifiani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Raeni dan sang ayah Mugiyono (Unnes.ac.id)

Solopos.com, SOLO – Tayangan Hitam Putih Trans7, Rabu (18/6/2014) pukul 18.30 WIB menghadirkan Raeni. Banjir air mata haru pun menghiasi tayangan Hitam Putih yang disiarkan secara live.

Masih ingatkah Anda dengan sosok Raeni? Anak tukang becak yang meraih gelar lulusan terbaik Universitas Negeri Semarang (Unnes) 2014. Lulus dengan IPK 3,96, Raeni bahkan berhak mendapatkan beasiswa S-2 ke London, Inggris langsung dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Perjuangan sang ayah, Mugiyono pun patut diacungi jempol, pasalnya ia rela pensiun dini hanya untuk membeli laptop untuk sang anak.

Advertisement

Malam ini, Rabu (18/6/2014), Raeni bersama dengan ayahnya, Mugiyono hadir di program Hitam Putih yang tayangkan di stasiun televisi Trans7. Di depan jutaan penonton, ia mengungkapkan kisah perjalanan pendidikannya yang tak mudah ia tempuh.

Diceritakan olehnya, sebelum menjadi pengayuh becak, Mugiyono pernah bekerja sebagai buruh pabrik kayu lapis. Ia memutuskan untuk pensiun dini demi mendapatkan uang pesangon yang digunakan untuk membeli laptop sebagai kebutuhan Raeni menempuh studinya.

Setelah memutuskan untuk keluar dari pabrik kayu lapis, Mugiyono memutuskan untuk mengayuh becak untuk menggantikan pekerjaan yang telah ditinggalkannya dan membayar hutang yang ia pinjam untuk membeli laptop.

Advertisement

Laptop pembelian dari sang ayah itulah yang membuat Raeni semakin semangat menempuh studinya. Sedikit demi sedikit ia mengumpulkan uang yang ia dapatkan dari berbagai lomba yang ia ikuti. Uang yang ia dapatkan ia gunakan untuk membantu orang tuanya memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Raeni lansung menarik perhatian oleh para keluarga wisudawan dan puluhan wartawan saat wisuda di Kampus Unnes, Sekaran, Gunungpati, Semarang, Selasa (10/6/2014). Pasalnya, gadis itu datang ke lokasi wisuda tidak naik mobil mewah yang diantar sejumlah keluarga, tapi naik becak.

Mengenakan kebaya dan baju toga, Raeni dengan bangga duduk di kursi becak yang dikayuh ayahnya. Tidak ada perasaan malu diantar ayahnya dengan menggunakan becak, gadis tersebut bahkan tampak tersenyum.

Advertisement

Meskipun berasal dari keluarga kurang mampu, Raeni tidak patah semangat dalam belajar, sehingga bisa melanjutkan kuliah di Unnes. Diterima melalui program beasiswa Bidikmisi, Raeni mampu menyelesaikan studi S1-nya dengan IPK 3,96.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif