SOLO--Merebaknya anggapan petilasan Sunan Lawu dan sosok Sunan Lawu sebagai sumber daya magis untuk memenuhi keinginan bersifat duniawi tak punya landasan nalar, logika dan rasa.
Menurut Susanto Prodjodiningrat, penulis buku Piwulang lan Pituduhe Sunan Lawu, anggapan seperti itu harus diteliti dengan kritis menggunakan nalar pikir yang bening, logika dan rasa.
Promosi Keturunan atau Lokal, Mereka Pembela Garuda di Dada
Buku tersebut dibedah di Institut Javanologi LPPM UNS, Rabu (27/2/2013).
Menurut Susanto, kepercayaan dan mitos yang mendudukkan Sunan Lawu sebagai tokoh keduniaan yang bisa memenuhi segala kebutuhan manusia belum diketahui kapan awalnya.
Buku ini, menurut Susanto, menunjukkan ajaran Sunan Lawu jauh dari gugon tuhon, klenik, daya kesaktian dan lainnya yang bersifat keduniaan.
Hingga sekarang, menurut Susanto, belum banyak orang yang menggali ajaran luhur yang terkandung di situs-situs di kawasan Gunung Lawu.