JAKARTA– Joss Stone benar-benar tampil mendobrak etika konser di Java Jazz Festival 2013, Jumat (1/3), layaknya penampil sejati.
Promosi Sejarah KA: Dibangun Belanda, Dibongkar Jepang, Nyaman di Era Ignasius Jonan
Dia berada di atas panggung tanpa alas kaki, memakai gaun backless, rambutnya pirang tergerai bahkan terkesan acak-acakan.
Perempuan berusia 25 tahun itu, juga tidak ragu membawa cangkir minumnya kehadapan penonton. Dia bahkan berjoget dan bernyanyi dengan membawa mikrofon di tangan kiri, dan cangkir di tangan kanannya.
Santai serta bebas, itulah Joss Stone. Dia tidak segan berjoget-joget dan berlarian dengan lincah di area panggung, meski pengiringnya adalah 10 personil full band.
Ada sebuah insiden lucu di tengah-tengah konser Joss Stone, yaitu saat rantai pengait gaun backless-nya putus satu. Beruntung tidak sampai melorot, dia sudah buru-buru memegang gaun tersebut dengan tangannya.
Biarpun begitu, Stone tetap saja santai dan cuek, tanpa panik sedikit pun.
Dia tersenyum bahkan tertawa, menyadari betapa memalukannya kejadian tersebut. Seorang penyanyi latar, kemudian langsung menghampiri Joss Stone untuk meminjamkan jaketnya.
“Oh baik sekali dirimu,” ujar Stone menerima jaket itu.
Alhasil sampai konser selesai, dia terus memakai jaket sang penyanyi latar tersebut. Suatu kejadian memalukan sebenarnya, tapi Joss Stone berhasil membalutnya layaknya sebuah paket hiburan.
Penonton pun, justru tertawa dan lanjut menikmati total 14 lagu dibawakan malam itu. Di akhir konser, dia gantian memuaskan para pengunjung yang memadati panggung D2 Djarum Super Hall di JIExpo Kemayoran.
Sekitar dua puluh kuntum bunga mawar putih, dilemparkan oleh Joss Stone seraya menutup konser. Dia melakukan itu, sambil membawakan salah satu lagu yang membuatnya populer yaitu “Right To Be Wrong”.
“Terimakasih, Thank you for jamming,” demikian.