SOLOPOS.COM - Kim Jong-In Exo (JIBI/Detik)

Solopos.com, SEOUL – Personel boyband Exo, Kim Jong-In atau Kai sedang jadi perbincangan di media sosial. Perkaranya cukup menggelitik, dalam sebuah foto terlihat Kim Jong-In memiliki bintik putih yang diduga panu. Benarkah?

Unggahan foto dari Detik, Rabu (15/10/2014) bikin heboh penggemar K-Pop. Dalam foto itu terlihat personel Exo, Kim Jong-In memiliki bercak putih di wajahnya. Diduga bercak putih itu adalah panu.

Promosi Tragedi Kartini dan Perjuangan Emansipasi Perempuan di Indonesia

Tidak ada keterangan lebih detail tentang hal itu. Yang pasti, bercak putih tersebut teramati dengan jelas di pipi kanan Kai dalam sebuah foto close up yang konon diambil di Bandara Shanghai ini. Bahkan, masih kelihatan dalam foto lain yang diambil dari jarak yang lebih jauh.

“JAHAT BANGET ,” keluh pemilik akun @krisluhan007, Rabu. NGAKAK DIKATAIN PANUAN, timpal @exopassus. “Hanjir panuan-_-,” kata @baesekai.

Menurut dr I Gusti Nyoman Darmaputra, SpKK dari D&I Skin Centre, salah satu ciri panu memang bisa dikenali dari warnanya. Istilah medis untuk panu adalah tinea versicolor, yang memang artinya berbeda warna dengan warna kulit. Umumnya lebih cerah, tapi bisa juga lebih gelap.

“Panu umumnya berwarna putih pada orang kulit coklat atau hitam, sedangkan pada orang berkulit putih warnanya kecoklatan. Jadi panu tidak selalu berwarna putih,” kata dr Nyoman seperti dikutip Solopos.com dari Detik, Rabu (15/10/2014).

Selain dari warna, panu juga bisa diidentifikasi dari bentuk bercak serta tekstur permukaan kulit yang berubah warna. Bercak panu umumnya tidak beraturan, sedangkan tekstur permukaan kulitnya agak bersisik. Ciri ini tidak bisa diamati hanya dari foto, sehingga sulit mengidentifikasi apakah Kai si bintang K-Pop memang panuan.

Belum Tentu Panu

Namun, Nyoman mengatakan bercak semacam itu belum tentu panu, bisa juga disebabkan oleh kondisi yang disebut pityriasis alba.

“Belang putih di wajah umumnya disebabkan oleh alergi yang dikaitkan dengan paparan sinar matahari. Penyakit ini dikenal dengan istilahpityriasis alba,” tutur dr I Gusti Nyoman Darmaputra, SpKK, dari D&I Skin Centre Denpasar kepada detikHealth, seperti ditulis Rabu (15/10/2014).

Pityriasis alba adalah salah satu kondisi kulit yang muncul karena alergi paparan sinar matahari. Secara kasat mata memang mirip seperti panu karena ditandai dengan bercak putih di permukaan kulit wajah, dan banyak ditemukan pada anak-anak hingga remaja.

Di kalangan masyarakat Jawa, dikenal pula istilah busikan untuk menyebut bercak putih di wajah yang bukan disebabkan oleh panu. Di daerah lain, ada yang menyebutnya buras. Senada dengan dr Nyoman, dr Niken Wulandari, SpKK dari RSUD Tangerang juga menyebut bercak-bercak putih di kulit wajah lebih mungkin disebabkan oleh kondisi selain panu.

“Bercak putih bersisik atau busikan di wajah belum tentu panu, bisa juga kelainan kulit lainnya yaitu pityriasis alba yang secara klinis mirip dengan panu,” ujar dr Niken.



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng

Brasil Banjir Besar, Copa Libertadores dan Sudamericana Ditunda

Brasil Banjir Besar, Copa Libertadores dan Sudamericana Ditunda
author
Newswire , 
Akhmad Ludiyanto Minggu, 5 Mei 2024 - 16:27 WIB
share
SOLOPOS.COM - Gelandang klub Huachipato, Felipe Loyola melakukan selebrasi gol pada pertandingan leg pertama Copa Libertadores antara Gremio dari Brasil dan Huachipato dari Chili di Stadion Arena do Gremio di Porto Alegre, Brasil, pada 9 April 2024. (AFP/SILVIO AVILA)

Solopos.com, JAKARTA – Banjir besar yang melanda Porto Alegre, Brasil menyebabkan Copa Libertadores dan Sudamericana. Badan sepak bola Amerika Selatan (Conmebol) mengumumkan telah menunda pertandingan kedua event tersebut.

“Conmebol telah memutuskan untuk menunda pertandingan Libertadores antara Huachipato dari Chile dan Gremio dari Brasil, yang dijadwalkan pada Rabu (8/5)/2024,” demikian pernyataan Conmebol di laman resmi dikutip Antara, Minggu (5/5/2024).

Promosi Tragedi Kartini dan Perjuangan Emansipasi Perempuan di Indonesia

“Pertandingan Sudamericana antara Real Tomayapo dari Bolivia dan Internacional dari Brasil yang dijadwalkan pada Selasa (7/5/2024) juga ditunda,” lanjut pernyataan itu. “Jadwal baru untuk pertandingan itu akan segera diumumkan,” sambung pernyataan itu.

Koran Solopos

Banjir besar di Brasil telah menewaskan 55 orang dan memadamkan aliran listrik di permukiman-permukiman yang dihuni lebih dari 350.000 jiwa.

Otoritas setempat juga menghentikan sementara operasional bandara internasional Salgado Filho di Porto Alegre karena terendam banjir. Akses jalan menuju bandara juga tak bisa digunakan karena tertutup luapan air.

Emagazine Solopos
Interaktif Solopos


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.

Arak-arakan Puluhan Gunungan Meriahkan Parade Solo Great Sale 2024 di CFD Solo

Arak-arakan Puluhan Gunungan Meriahkan Parade Solo Great Sale 2024 di CFD Solo
author
Burhan Aris Nugraha Minggu, 5 Mei 2024 - 16:25 WIB
share
SOLOPOS.COM - Peserta membawa gunungan saat mengikuti Parade Solo Great Sale (SGS) melintas di jl. Slamet Riyadi Solo, Minggu (5/5/2024).(Solopos/Joseph Howi Widodo).

Solopos.com, SOLO — Ratusan peserta membawa sejumlah gunungan saat parade pembukaan Solo Great Sale (SGS) 2024 melintasi area car free day di jl. Slamet Riyadi Solo, Minggu (5/5/2024).

Parade pembukaan Solo Great Sale 2024 yang diselenggarakan oleh Kadin bersama Pemkot Solo bertajuk Grebeg Investasi tersebut merupakan acara tahunan sebagai upaya mempromosikan produk lokal dan memamerkan berbagai potensi ekonomi di Kota Solo.

Promosi Tragedi Kartini dan Perjuangan Emansipasi Perempuan di Indonesia

Dalam parade itu diarak puluhan gunungan berupa sayuran dan suvenir yang dibawa dari perwakilan berbagai instansi, asosiasi, usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), serta pasar tradisional yang ada di Kota Solo.

Koran Solopos

Solo Great Sale selalu dimeriahkan dengan adanya berbagai event, bazar, discount, paket bundling dan promo promo menarik lainnya.

Peserta menggunakan egrang memimpin Parade Solo Great Sale (SGS) saat berlangsungnya car free day di jl. Slamet Riyadi Solo, Minggu (5/5/2024).  (Solopos/Joseph Howi Widodo).

 

Emagazine Solopos

Peserta menggunakan kostum karnaval mengikuti Parade Solo Great Sale (SGS) melintasi area CFD di jl. Slamet Riyadi Solo, Minggu (5/5/2024). (Solopos/Joseph Howi Widodo).

 

Interaktif Solopos


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.

Gerakan Sekolah Sungai Sasar Kali Samin Karanganyar

Gerakan Sekolah Sungai Sasar Kali Samin Karanganyar
author
Ahmad Mufid Aryono Minggu, 5 Mei 2024 - 16:25 WIB
share
SOLOPOS.COM - Aliran Kali Samin di Matesih, Karanganyar, yang hulunya di Tawangmangu. (Youtube)

Solopos.com, KARANGANYAR– Puluhan personel gabungan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Perum Jasa Tirta I, Forum Relawan Matesih dan masyarakat melakukan gerakan pembersihan sampah di Kali Samin pada Sabtu (5/5/2024).

Gerakan dikemas Sekolah Sungai ini digeber BPBD sebagai upaya menjaga ekosistem sungai di Karanganyar. Kepala Pelaksana Harian BPBD Karanganyar, Hendro Prayitno mengatakan sedikitnya ada 50 orang dilibatkan dalam gerakan sekolah sungai ini. Mereka bersama-sama membersihkan sampah di aliran Sungai Samin tepatnya di wilayah Matesih.

Promosi Tragedi Kartini dan Perjuangan Emansipasi Perempuan di Indonesia

“Kami ingin mengedukasi masyarakat sekitar sungai agar tidak membuang sampah sembarangan,” kata dia kepada Solopos.com.

Hendro mengatakan selama ini masih banyak oknum masyarakat yang membuang sampah di aliran sungai. Sampah-sampah ini kerap membuat aliran air sungai terhambat sehingga bisa menyebabkan banjir di mana-mana.

Koran Solopos

Karena itu, pihaknya ingin mengajak masyarakat untuk menjaga kebersihan aliran sungai. Salah satunya dengan tidak menbuang sampah di aliran sungai. Selain menjaga kebersihan sungai, pihaknya juga mengajak masyarakat menjaga ekosistem dengan menebar 4.000 bibit ikan nila di sana.

“Sungai Samin atau yang lebih dikenal Kali Samin masih memiliki tingkat kebersihan yang cukup, sehingga perlu adanya gerakan untuk melestarikan ekosistem yang ada,” kata dia.

Hendro mengatakan Sungai Samin memiliki aliran yang cukup panjang dengan melewati beberapa wilayah mulai dari Desa Girilayu, Kauripan, Matesih, Plosorejo, sampai ke aliran Bengawan Solo.

Emagazine Solopos

Selain itu, hulu dari aliran Sungai Samin langsung dari Grojogan Sewu, Tawangmangu, Karanganyar. Sehingga sangat perlu di jaga kebersihan dan ekosistemnya.

Dia berharap melalui gerakan sekolah sungai ini, mampu memantik masyarakat untuk tetap menjaga kelestarian dan kebersihan aliran Sungai Samin.

“Kegiatan ini pertama digelar 2024 bersama Perum Jasa Tirta I. Rencananya, BPBD Karanganyar memiliki pengajuan agenda di 5 lokasi aliran sungai selama 2024,” kata dia.

Interaktif Solopos

Dia mengatakan gerakan Sekolah Sungai akan menyasar ke sungai lain di wilayah Karanganyar.

Hal ini untuk mencegah adanya potensi kebencanaan yang merugikan masyarakat. Untuk menjaga kelestarian aliran sungai pasca kegiatan sekolah sungai, BPBD Karanganyar akan menggandeng para relawan yang terlibat untuk secara berkala mengedukasi masyarakat yang terlintasi aliran Sungai Samin.

“Jadi biar supaya sungai lestari, kemudian tidak terjadi banjir, itu salah satu kami mengedukasi juga kepada masyarakat sekitar lewat rekan rekan relawan khususnya yang ada di kecamatan Matesih,” kata dia.



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Memuat Berita lainnya ....
Solopos Stories