SOLOPOS.COM - Lukman Sardi (Ika Yuniati/JIBI/Solopos)

Kabar artis Lukman Sardi mengaku mendapat tantangan saat main di film Sweet 20.

Solopos.com, SUKOHARJO--Dunia seni peran bukanlah hal baru bagi Lukman Sardi, 45. Pasangan Pricillia Pullunggono ini telah memenangi sejumlah penghargaan seperti Pemeran Pendukung Pria Terbaik Indonesia Movie Award 2009, Pemeran Utama Pria Terbaik Indonesian Movie Awards 2013, Pemeran Utama Pria Terpuji Festival Film Bandung 2011, dan belasan lainnya.

Promosi Nusantara Open 2023: Diinisiasi Prabowo, STY Hadir dan Hadiah yang Fantastis

Sukses di dunia akting, Lukman menjajal peruntungan sebagai sutradara film Sang Penjahit (2009), dan Di Balik 98 (2015).

Meski terbilang senior di layar kaca dan layar lebar, Lukman mengatakan tak mudah menghidupkan karakter tokoh film. Hal itu juga yang ia rasakan saat diminta memerankan sosok dosen muda bernama Aditya yang sangat dekat dengan ibunya di Sweet 20.

Dalam film adaptasi Korea Selatan tersebut ia menjadi anak kesayangan Fatmawati, 70, diperankan Niniek L Karim yang mendadak muda setelah sesi foto di studio Forever Young. Fatmawati muda berganti nama menjadi Mieke, 20, diperankan Tatjana Saphira.

“Saya harus menghidupkan sisi drama dari film keluarga yang bergenre komedi ini,” kata dia saat jumpa pers di Hartono Mall Solo Baru, Sukoharjo, Sabtu (1/7) lalu.

Sebagai anak kesayangan si pemeran utama, ia juga harus menciptakan chemistry Niniek dan Tatjana yang sama-sama memerankan sosok sang ibu. Yang paling sulit menurut Lukman ketika mengekspresikan rasa kagetnya ketika mengetahui Mieke, 20, ternyata ibunya.

“Rasanya tuh kayak kalian harus menciptakan perasaan unbelievable melihat anak muda yang ternyata ibu kalian. Ya scene itu yang agak rumit,” ceritanya lagi.

Kendati demikian hasil pengambilan gambar yang semuanya dilakukan di Bandung dianggapnya sesuai ekspektasi. Berkat kerja sama seluruh kru film dan pemain yang sama-sama kompak dan saling mendukung. Lukman bahkan memuji akting Tatjana yang bisa menghidupkan karakter Mieke dengan baik.

Para pemain yang bisa dikelompokkan dalam tiga generasi berbeda yaitu era 80an, 2000an, dan milenial tersebut menurutnya berhasil menunjukkan performa acting terbaik.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya