SOLOPOS.COM - Seniman keroncong legendaris, Waldjinah (kiri), berbincang di studio siaran Solopos FM, Sabtu (7/5/2016). (Damar SP/JIBI/Solopos)

Kabar artis dari Waldjinah yang direncanakan bakal mengisi Solo Keroncong Festival 2016.

Solopos.com, SOLO — Tinggal sepekan lagi, gelaran Solo Keroncong Festival (SKF) 2016 akan memanjakan pencinta musik keroncong. Seniman keroncong legendaris Indonesia, Waldjinah, pun merasa sudah tidak sabar lagi untuk ikut memeriahkan SKF 2016 yang digelar di pelataran Benteng Vastenburg Solo, pada 14-15 Mei mendatang itu.

Promosi Ayo Mudik, Saatnya Uang Mengalir sampai Jauh

“Kita lihat saja nanti. Kalau kondisi saya siap, saya ikut tampil di SKF 2016. Ya, jadi gong-nya,” ujar Waldjinah, dalam bincang spesial di Radio Solopos FM, Sabtu (7/5/2016) pagi.

Didampingi Ketua Panitia SKF 2016, Ary Mulyono, Programmer SKF, Yulia Damayanti Purnomo, serta konseptor opera kereta keroncong, Udyn UPW, pagi itu Waldjinah tampak sehat dan bersemangat.

Seniman yang awal April lalu baru saja menerima penghargaan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) ini begitu antusias menjawab pertanyaan demi pertanyaan dari penyiar Solopos FM, Yanto Martono. Ingatannya juga masih tajam saat diminta menyebutkan jumlah lagu yang pernah dinyanyikannya.

“Untuk album sudah tak terhitung lagi. Kalau lagu, ada 1.700-an lagu yang pernah saya nyanyikan. Sampai sekarang saya juga masih hapal semua lagunya,” kata Waldjinah.

Karier Penyanyi

Mengawali karier sebagai penyanyi keroncong pada usia 12 tahun, Waldjinah langsung memikat publik dengan suara emasnya. Kembang Katjang, Walang Kekek, dan Enthit, menjadi sebagian lagu keroncong yang berhasil menjulangkan namanya. Berkat suara emasnya itu pula, seniman yang kini sudah berusia 71 tahun ini sudah tak terhitung menghibur pecinta keroncong di luar negeri.

“Jepang, Malaysia, Singapore, Belanda, Suriname, paling sering saya datangi. Apresiasi masyarakat di negara-negara itu terhadap musik keroncong maupun seniman keroncong, patut diacungi jempol. Beda dengan di negara sendiri,” kenang Waldjinah.

Kendati demikian, Waldjinah tidak khawatir dengan masa depan musik keroncong di Indonesia. Sebab, saat ini kalangan anak muda sudah lumayan banyak yang menggemari keroncong.

“Biasanya, anak muda akan memilih lagu kesukaannya dulu untuk diiringi dengan irama keroncong. Setelah itu, mereka malah makin penasaran dan ingin mencoba lagu-lagu lainnya. Sebagian di antaranya kemudian tertarik untuk mendalami lagu-lagu keroncong asli. Ditambah lagi dengan adanya eventevent keroncong yang rutin digelar, saya kira masa depan keroncong masih cerah,” imbuh Ary Mulyono.

Dengan adanya SKF yang pada 2016 ini memasuki tahun ketujuh penyelenggaraannya, Waldjinah berharap keroncong makin lestari dan terus diapresiasi masyarakat di negaranya sendiri. Apalagi, setiap tahunnya SKF diselenggarakan dengan konsep berbeda.

“Untuk tahun ini, SKF 2016 ini akan dikemas unik dan atraktif dengan tema Keroncongan di Stasiun. Setting panggungnya dibikin seperti Stasiun Jebres berikut dengan gerbong keretanya. Akan ada banyak seniman keroncong yang tampil, antara lain Orkes Sinten Remen dari Djaduk Ferianto dan Butet Kertarajasa, serta Orkes Keroncong Bintang Surakarta featuring bintang tamu yang menghadirkan Waldjinah, Endah Laras, Sahita, Nur Hana,” tambah Yulia Damayanti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya