Solopos.com–Keberagaman masyarakat kampung, bila tak ditumbuhkan rasa saling menghargai ujung-ujungnya bisa memunculkan permasalahan sosial.
Promosi Tragedi Simon dan Asa Shin Tae-yong di Piala Asia 2023
Apalagi dalam lingkungan kampung yang tentu memiliki norma dan budaya pergaulan berbeda dengan masyarakat perkotaan, keakraban dan saling menghormati antar warga benar-benar diutamakan.
Melihat kehidupan di kampung yang seringkali terjadi permasalahan kesenjangan sosasial, Ketoprak Ngampung akan menggelar pertunjukan dengan lakon Jaran Sepasang di Perum Pelangi, RT 5, RW XXVIII, Mojosongo, Minggu (11/9/2011) malam.
Lakon yang mengisahkan tentang seorang kaya raya dan sombong yang kehilangan sepasang kudanya akan menjadi hiburan kritis bagi warga kampung dalam rangkaian acara halal bihalal.
Diungkapkan seksi acara, Udyn UPW, meski lakon itu telah dipentaskan beberapa kali, tapi dirinya sengaja meminta sang sutradara, Dwi Mustanto, untuk lebih kental mengangkat persoalan warga yang asosial.
“Di kampung tempat diselenggarakannya pentas memang ada beberapa warga yang merasa kaya sehingga menjadi individualistis. Dengan pertunjukan Jaran Sepasang itu biar warga bisa menertawakan diri sendiri,” tutur Udyn saat dihubungi Espos, Kamis (8/9/2011).
(m97)