Entertainment
Senin, 29 November 2021 - 14:57 WIB

Komposisi Musik Maduswara Karya Peni Candra Rini Bergema di New York

Ika Yuniati  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Peni Candra Rini (Instagram Peni Candra Rini)

Solopos.com, SOLO — Komposisi musik seniman Solo, Peni Candra Rini, berjudul Maduswara tersaji apik berpadu dengan string quarted langganan Grammy Award, Kronos Quartet, di Merkin Concert Hall, New York, baru-baru ini. Peni terpilih menjadi salah satu dari 50 For The Future Kronos Quartet Learning Repertoare.

Ini merupakan panggung kehormatan bagi komposer sekaligus dosen Institut Seni Indonesia (ISI) Solo yang mengawali kariernya dari sinden Jawa tersebut. Dikutip dari media massa setempat, world premiere Maduswara berhasil memikat para penonton. Kronos Kuartet menampilkannya dalam dua versi, yakni versi asli dan kolaborasi, serta versi gubahan gamelan Maduswara dalam bentuk string quartet.

Advertisement

Peni memang tak ikut tampil langsung dalam pertunjukan tersebut. Namun suara dan komposisi musiknya menghidupkan suasana. Ia mencampurkan elemen gamelan, suara vokalnya, dan sentuhan keindahan alam Jawa lengkap dengan kokok ayam, dan suara katak di dalamnya.

Baca juga: SIPA 2016 : Peni Candra Rini Jadi Maskot Solo International Performing Art 2016

Advertisement

Baca juga: SIPA 2016 : Peni Candra Rini Jadi Maskot Solo International Performing Art 2016

Maduswara menyandingkan motif berulang dengan gerakan kuat dan melodi kerinduan. Ia seolah membawa keindahan dan kekayaan alam Tanah Jawa di antara keriuhan New York. Narasi musiknya disebut-sebut mampu membangkitkan tarian mendongeng dari tradisi gamelan yang kaya.

Saat diwawancarai Solopos.com, Kamis (4/11/2021), Peni mengatakan setelah ini karyanya kembali diundang dalam perayaan 50 tahun Kronos Quartet berkarya pada 2023 dan 2024.  Dia menyebut Maduswara disusun sebagai penggugah semangat para generasi sinden. Tujuannya agar para sinden kembali menyadari posisinya sebagai penyampai nilai-nilai kehidupan yang universal. Karya epik ini juga menjadi memoar perjalanan panjangnya dari seorang pesinden hingga komposer kelas dunia seperti sekarang.

Advertisement

Baca juga: Serunya Menikmati Gemerlap Panggung SIPA dari Mobil

Pertemuan Peni dengan Kronos Quartet diawali 2019 silam. Mereka sebelumnya kolaborasi dengan maestro gamelan Jawa yang juga guru Peni, yakni mendiang Rahayu Supanggah. Kronos Quartet tertarik saat mendengar komposisi musik Peni dalam Atisadu.  Karya tersebut dianggap berhasil menggambarkan perjalanan spiritualitas, serta energi Indonesia secara keseluruhan.

Kaget Sekaligus Bangga

Peni yang mengaku selama ini tak bisa menulis komposisi dalam musik barat sempat kaget sekaligus bangga. Setelah diyakinkan, Peni akhirnya menerima tantangan tersebut.

Advertisement

Peni kemudian diminta mengirim karya dengan durasi lima menit yang menggambarkan energi spiritualitas Indonesia. Kala itu ia mengirim 11an komposisi. Karena lama tak direspons, akhirnya Peni memilihkan Maduswara yang sebelumnya dibawakan di TEDxUbud. Mengusung judul Wiji Tembang, Memoar Perjalanan Bunyi, karya tersebut berisi tentang perenungan untuk mengingatkan kembali pesinden akan posisinya.

Baca juga: Meriahkan Hari Wayang Dunia VII 2021, ISI Solo Gelar Berbagai Kegiatan

Setelah itu, proses kolaborasi latihan berlangsung via daring. Mereka melakukan diskusi dan latihan via online sejak 2019, sampai akhirnya dipentaskan di New York baru-baru nini. Peni tak bisa ikut tampil langsung karena masih dalam kondisi pandemi.

Advertisement

“Pada akhirnya karya Maduswara menjadi ruang lentur yang bisa dikolaborasikan dengan seni lain. Kemarin setelah pentas di New York, Kronos ada pentas dengan penyanyi Persia. Komposisi musik saya dipadukan dengan musik Persia. Setelah konser, Kronos masih ingin memainkan komposisi musik saya, lagi, dan lagi. Saya bersyukur untuk itu,” kata Peni.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif