SOLOPOS.COM - Sebanyak 16 personel JKT48 beraksi di panggung dalam konser bertajuk Mengarungi Samudra Nusantara Mengetuk Pintu Hatimu di GOR Sritex Arena, Solo, Sabtu (9/8/2014) malam (Farid Syafrodhi /JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO– Konser JKT48 di Solo malam tadi memuaskan ribuan Wota. Ribuan wota atau penggemar grup idol Indonesia, JKT48, sudah
berkerumun di depan pintu masuk GOR Sritex Arena, Solo, sejak Sabtu (9/8/2014) sore. Mereka mengenakan berbagai atribut girlband kesayangannya.

Ada yang mengenakan kaus, pin dan light stick bertuliskan JKT48. Saking antusiasmenya untuk menyaksikan para personel JKT48, mereka rela merogoh kocek hingga lebih dari Rp200.000 untuk membeli tiket. Karena tidak sabar untuk masuk ke GOR, mereka pun meneriakkan kata JKT48 secara serempak.

Promosi Ada BDSM di Kasus Pembunuhan Sadis Mahasiswa UMY

Sebelum naik ke panggung, para wota ini menyalakan light stick yang warna-warni. Mereka meneriakkan para personel JKT48 yang mereka idolakan. Sekitar pukul 20.00 WIB, idola mereka mulai naik ke panggung. Single pertama yang dimainkan adalah Apakah Kau Melihat Mentari Senja.

Sebanyak 16 personel yang terdiri dari Tim J dan Tim K, itu langsung menggebrak dan menyapa penonton yang mengelu-elukan nama mereka. Menjawab eluan itu, masing-masing personel JKT48 tetap bernyanyi dan menari dengan gaya khas centil.

Saat mendendangkan lagu Manatsu No Sounds Good, gaya mereka kian centil dengan melambaikan tangan kepada penonton, mengerlingkan mata maupun menghampiri penonton dan seolah-olah ingin menggapai tangan mereka. Para personel JKT48 juga menunjuk para penonton. Hal itu dilakukan sebagai bahasa komunikasi mereka kepada penonton.

Setelah menyelesaikan empat lagu, kapten JKT48, Melody, mengucapkan selamat malam dengan bahasa Jawa. “Sugeng ndalu, Solo, kami dari JKT48,” kata Melody sembari menundukkan badannya yang diikuti oleh personel lainnya.

Untuk mengakrabkan diri kepada penonton, Melody kemudian mempersilakan para awak yang dia pimpin untuk mengenalkan diri satu per satu. Agar perkenalannya berbeda, saat perkenalan juga dibarengi dengan mengucapkan cita-cita masing-masing bila diberi kesempatan untuk memiliki album solo debute.

Naomi, misalnya, ingin menciptakan lagu tentang yang menceritakan perjalannya masuk ke JKT48 hingga sekarang. Lain lagi dengan Vania yang ingin bikin lagu anak-anak. Tak mau kalah, personel paling centil JKT48, Nabila, justru ingin menyanyikan lagu campursari Stasiun Balapan ciptaan Didi Kempot, bila
dia diberi kesempatan untuk membuat single debute.

Dia lalu menyanyikan lagu tersebut dengan suara khas Nabila yang agak serak. “Lagu Stasiun Balapan itu lagu yang Indonesia banget, iya nggak?”
teriak Nabila kepada penonton.

Beda lagi dengan Aca yang ingin membawakan lagu bertema makanan khas Indonesia. Sementara Hana yang bahasa Jawanya sangat kental, justru ingin mengubah semua lirik lagu JKT48 ke dalam bahasa Jawa bila dia ingin membuat debute album solo.

Kostum Gothik
Setelah perkenalan diri, semua personel sister idol AKB48 asal Jepang, ini kemudian berganti kostum dengan gaya gothik. Tak heran bila kostum mereka pun dipenuhi dengan warna serbahitam. Setiap berganti lagu, mereka mengenakan kostum yang berbeda-beda.

Tak ayal bila para penonton pun puas bukan hanya mendengarkan lagu-lagu JKT48, tapi juga dipuaskan dengan atraksi yang mereka sajikan. Penampilan mereka pun klop saat tiga member JKT48 membawakan lagu Malaikat Hitam. Meski mengenakan kostum hitam, penampilan mereka tetap mencengangkan penonton.

Lain lagi saat lagu Jonjou Shugi atau Prinsip Kesucian Hati dinyanyikan. Tangan mereka melambai pertanda menolak. Hal itu disesuaikan dengan lagu yang liriknya berisi tentang seorang gadis yang menolak untuk dicium.

Ketika menyanyikan Higurashi No Koi atau Cinta Jangkrik, gerakan dua orang personel yang masing-masing mengenakan topi besar, gaun hitam dan gaun krem, pun mendadak jadi kalem. Gaya mereka menyesuaikan dengan tema lagu yang berisi tentang kesendirian.

Di akhir lagu, mereka selalu membuat sebuah formasi yang berbeda-beda. Gerakan finishing ini memberikan kesan yang manis di akhir lagu. Begitu membawakan lagu Himawari atau Bunga Matahari, mendadak kostum mereka berubah dengan pakaian yang kasual berupa jins dan hem putih. Di tengah-tengah konser, mereka juga membuat sebuah games.

Mereka membagi personel menjadi dua tim. Masing-masing tim menyanyikan lagu Bengawan Solo ciptaan almarhum Gesang. Tim yang kalah harus berjalan
dengan gaya berjalan seperti monyet.

Di menit berikutnya, mereka membawakan lagu terbaru Gingham Check dan dilanjutkan dengan Reborn. Lagu rancak ini pun mengawali lagu-lagu ceria mereka berikutnya, seperti Heavy Rotation, Baby Baby Baby dan lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya