SOLOPOS.COM - Conductor Musik, DR. Stephen Tong (keempat dari kanan) memimpin Jakarta Simfonia Orchestra dan Koor Gabungan JOS saat tampil pada Grand Concert Tour 2017 di Hotel Best Western Premier Solo Baru, Sukoharjo, Kamis (13/7/2017) malam. (Nicolous Irawan/JIBI/Solopos)

Konser musik orkestra dari Jakarta Simfonia Orchestra menggelar serangkaian Grand Concert Tour 2017.

Solopos.com, SUKOHARJO--Jakarta Simfonia Orchestra memperdengarkan karya emas mereka ke kota-kota kecil Jawa Bali secara gratis dalam serangkaian Grand Concert Tour 2017. Di Solo, misi membumikan musik klasik ini disambut antusias ribuan penonton yang memadati Ruby Convention Hall Best Western Premier Solo Baru, Sukoharjo, Kamis (13/7/2017) malam.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Tepuk tangan meriah menyusul beberapa detik setelah Jakarta Simfonia Orchestra (JSO) selesai memainkan Light Cavalry Overture. Lagu pembuka dalam serangkaian Grand Concert Tour 2017 Jakarta Simfonia Orchestra di Solo ini membangkitkan semangat para penonton yang jumlahnya mencapai 2.500 orang.

Karya pembuka operetta Light Cavalry ciptaan Franz Von Suppe 1819 ini kali pertama dipentaskan pada 1866 di Wina. Kala itu, pembukaannya yang terkenal menggambarkan derapan kuda-kuda perang yang dimainkan kelompok brass (alat musik tiup) dan berbaur dengan tema lagu rakyat Hongaria.

Belum selesai tepuk tangan para penonton, sang conductor Dr. Stephen Tong memulai cerita yang menggambarkan perjalanan terciptanya lagu kedua The Marriage of Figaro Overture, K.492. Karya ciptaan Wolfgang Amadeus Mozart abad ke-17 ini menawarkan musik yang lebih dinamis.

Sesuai dengan latar cerita The Marriage of Figaro yang merupakan opera komedi tentang perselingkuhan, cinta, dan pengampunan yang berakhir dengan pernikahan Figaro.

Dibawakan lebih dari 105 pemusik dan paduan suara, konser musik klasik yang didukung JSO dan Jakarta Oratorio Society (JOS) ini berlangsung khidmat dan meriah. Hanya sedikit pengunjung yang mundur dari kursi penonton sebelum acara usai. Tak hanya menikmati musik yang mewah, pendengar juga diedukasi dengan beberapa sejarah lagu disampaikan langsung oleh conductor sekaligus inisiator acara Stephen Tong.

“Ini adalah persembahan musik klasik terbaik pertama di Solo,” kata Stephen.

Selesai dengan pergelaran tunggal dengan tujuh lagu klasik sejak abad 16 hingga 18, Jakarta Simfonia Orchestra melanjutkan pentas kolaborasi dengan paduan suara Koor Besar Reformed Injili. Sepuluh lagu mereka bawakan tanpa jeda selama hampir setengah jam.

Penonton asal Solo, Letna Pakpahan yang datang bersama keluarga berulangkali memuji pentas besar tersebut. Kali pertama melihat langsung live musik orkestra membuatnya terkagum-kagum. Acara musik klasik malam itu membuatnya mudah memahami musik komposisi musik klasik.

“Meskipun dimainkan tanpa vokal, tujuh lagu pertama yang dimainkan Jakarta Simfonia Orchestra tadi tetap bisa saya nikmati. Seperti Skaters Waltz yang menceritakan tentang musim dingin di Paris. Saya bisa merasakan suasananya. Pak Tong ini memang hebat,” pujinya.

Penasehat Grand Concert Tour 2017 Solo, Andi Halim, saat diwawancara Solopos.com, Kamis, mengatakan acara ini merupakan wujud kecintaan Stephen Tong terhadap musik dan kebudayaan.

Selama ini musik klasik cenderung dilupakan oleh masyarakat. Selain Solo konser ini juga digelar di Semarang, Malang, Jogja, Bandung, dan Denpasar. “Melalui konser ini ia ingin musik klasik bisa dinikmati dan dihargai,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya