SOLOPOS.COM - Payung Teduh di Lokananta Solo, Minggu (1/11/2015). (Kharisma DR/JIBI/Solopos)

Konser musik Payung Teduh yang dihadirkan Himpunan Mahasiswa Psikologi (Himapsi) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo bikin fans membiru.

Solopos.com, SOLO — Band indie dengan genre musik yang unik, Payung Teduh, menutup Lokananta Festival, di halaman Studio Lokananta, Minggu (1/11/2015), dengan penampilan yang memukau. Payung Teduh menjadi bintang tamu Art and Music of Psychology for Mental Health (Asylum) yang diselenggarakan Himpunan Mahasiswa Psikologi (Himapsi) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo.

Promosi Piala Dunia 2026 dan Memori Indah Hindia Belanda

Ajang Asylum menjadi penutup rangkaian acara peringatan hari ulang tahun (HUT) ke-59 Studio Lokananta ini diserbu ratusan penggemar Payung Teduh.

Di konser itu, besarnya antusiasme penggemar membuat puluhan orang terpaksa gagal masuk arena pentas band. Pukul 16.00 WIB atau lima jam sebelum Payung Teduh dijadwalkan manggung pukul 21.00 WIB, tiket on the spot sebanyak 200 lembar ludes terjual.

Hari itu lebih dari 1.000 tiket ludes. Kebanyakan oleh penggemar berat Payung Teduh yang memang menjamur di banyak lokasi. “Banyak pengunjung yang kecele kehabisan tiket. Sekitar pukul 16.00 WIB 200 lembar tiket on the spot ludes. Puluhan pengunjung yang datang di atas pukul 16.00 WIB pun terpaksa gigit jari,” ujar Zike Adhi, salah satu panitia acara saat ditemui Solopos.com di lokasi pentas, Minggu (1/11).

“Kami itu fans berat Payung Teduh. Jadi kalau di Solo ada Payung Teduh, wajib itu hukumnya,” celetuk Iva Yusdiana, 21, fans berat Payung Teduh.

“Payung Teduh tuh lagunya syahdu-syahdu. Cocok banget buat buat anak-anak baperan, bawa perasaan,” timpal Tri Wahyu Wijayanti, 22, sambil terkekeh.

Selama kurang lebih satu jam, Payung Teduh menghibur penonton dengan beberapa lagu. Mulai dari Angin Pujaan Hujan, diikuti lagu Untuk Perempuan yang sedang dalam Pelukan, Ku Cari Kamu, Berdua Saja, Mencari Surga, sampai Kerinduan.

Ada satu lagu spesial yang jarang dinyanyikan, namun disuguhkan khusus untuk penggemar di Solo bertajuk Kerinduan. “Saya suka banget sama Solo. Lagu ini saya persembahkan untuk salah seorang fans yang nge-request lewat FB [Facebook]. Jujur suara saya tadi hampir habis. Tapi melihat semangat kalian, suara saya balik lagi,” canda Mohammad Istiqamah Djamad alias Is, sang vokalis di hadapan seribuan penonton, Minggu malam.

Candaan Is membuat malam di halaman Lokananta memanas. Setiap lagu yang dinyanyikan band yang digawangi Is, Comi Aziz Kariko, Ivan Penwyn, dan Alejandro Saksakame (Cito) ini memantik para penonton ikut bernyanyi. Mereka hapal semua lirik lagu Payung Teduh.

Para penggemar setia band indie ini membuktikan cinta mereka kepada sang idola tak terhalang malam. Lagu Tidurlah menjadi penutup pertunjukan malam itu. Payung Teduh sukses membuai dengan kata-kata cinta dan musik unik khas mereka.

Sebelumnya, puncak acara Lokananta Festival diawali dengan perform band indie Soloensis dan sejumlah UKM seni Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Minggu sore. Kepala Cabang Perum Percetakan Negara Republik Indonesia (PNRI) Cabang Solo, Miftah C. Zubir, ingin Lokananta Festival yang berjalan hampir sebulan mampu meningkatkan kesadaran masyarakat akan keberadaan Lokananta sebagai studio musik tertua yang masih aktif di Kota Solo.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya