Entertainment
Rabu, 14 Agustus 2013 - 12:55 WIB

KRIS BIANTORO MENINGGAL : Kediaman Pencipta Dhondong Apa Salak Itu Ingin Dijadikan Museum

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Foto Kris Biantoro (JIBI/Bisnis Indonesia)

Solopos.com, JAKARTA — Meninggalnya artis serba bisa Kris Biantoro ternyata meninggalkan pesan untuk keluarganya.

Salah satunya pencipta lagu Dhondong Apa Salak itu ingin menjadikan rumahnya di Kompleks Bukit Permai Cibubur, Jakarta Timur sebagai museum terhadap karya-karyanya semasa ia hidup, sehingga masyarakat dapat mengenang dan menikmati karyanya tersebut.

Advertisement

“Keinginan bapak memang ingin agar karya-karyanya serta peninggalannya dirapihkan dan dijadikan museum. Itu pesannya semasa hidup,” ujar Invianto putra sulung Kris di rumah duka, Cibubur, Jakarta Timur, Rabu (14/8/2013).

Untuk itulah anak-anaknya akan merencanakan untuk merenovasi dan merancang rumah Kris Biantoro dan merapihkan koleksi bukunya untuk nantinya dijadikan museum.

Sementara itu, jenazah Kris Biantoro akan dikremasi pada Kamis (15/8) sesuai dengan permintaannya. “Bapak senang laut, nantinya setelah dikremasi abunya akan dibuang ke laut,” ujarnya.

Advertisement

Saat proses kremasi nanti, menurut Invianto, jenazah ayahnya tersebut akan dikenakan pakaian kebanggaannya, yakni pakaian veteran.

Mendiang Kris Biantoro semasa hidupnya sangat menjunjung dan menjaga dengan sangat tinggi etika tata krama dan sopan santun dalam berkomunikasi dan berperilaku dengan siapapun.

Hal itu jugalah beliau sangat disegani oleh sahabat-sahabatnya dan menjadi contoh serta panutan bagi anak muda.

Advertisement

“Beliau (Kris Biantoro) tidak memilih dalam berteman, siapapun bisa menjadi temannya, tapi satu yang ia junjung tinggi adalah etika bertata krama dan sopan santun, baik dalam bertutur kata ataupun berperilaku,” ujar Cahyo Widiasmoro salah satu sahabatnya di rumah duka, Cibubur, Jakarta Timur, Rabu (14/8).

Cahyo menceritakan pengalaman beliau saat pernah menolak diwawancara oleh awak dari salah satu stasiun televisi karena dinilai kurang memiliki sopan santun.

“Awak televisi itu memang masih muda, tetapi bagi beliau tata krama dan sopan santun tak mengenal batas usia. Untuk itu dia menolaknya,” pungkasnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif