Solo (Espos)–Puluhan peserta Solo Batik Carnival (SBC) yang akan diberangkatkan ke parade Chingay 2010 di Singapura mengunjungi Museum Batik Kuno Danar Hadi, di Ndalem Wuryaningratan, Solo, Senin (8/2) sore.
Dengan melihat serta mengamati ragam corak dan proses pembuatan batik, mereka mengaku menemukan inspirasi untuk mengeksplorasi ide kreatifnya.
Promosi Moncernya Industri Gaming, Indonesia Juara Asia dan Libas Kejuaraan Dunia
“Kostum saya sudah hampir fix. Dan setelah melihat-lihat di museum ini, saya tambah ide lain agar kostum saya lebih sempurna lagi,” papar salah satu peserta SBC, Arwana Naraswara, 14, kepada wartawan di sela-sela acara.
Arwana yang masih duduk di bangku kelas III SMP tersebut mengaku kalau sangat suka dengan berbagai koleksi batik yang tersimpan rapi di museum tersebut. Mulai dari batik tulis kuno hingga yang sudah bermetamorfosa ke dalam corak yang lebih modern membuat hatinya tergoda.
“Selama ini ikut SBC yang saya tahu baru sebatas perancangan batik sebagai busana karnaval. Maka penting juga berkunjung ke museum dan mempelajari dasar pembuatan batik agar busana rancangan kami jadi lebih bernilai,” tutur Arwana.
Koordinator produksi SBC, Heru Prasetya yang saat itu mendampingi para peserta berkata kalau kunjungan peserta SBC ke Museum Kuno Danar Hadi sangat penting. Karena dengan mempelajari seluk beluk pembuatan batik tulis hingga dasar filosofi dan sejarahnya, maka peserta akan lebih menonjolkan karakter batik sebagai warisan budaya bukan sekadar memperlakukannya sebagai benda.
Puluhan peserta SBC yang akan bertolak ke Singapura pada 17 Februari ini bakal mempresentasikan kostum mereka pada publik Solo pada Minggu (14/2), di koridor Ngarsopuro, Solo.
hkt
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
