SOLOPOS.COM - Lola Amaria/Antara

 

Harianjogja.com, JAKARTA-Produser sekaligus sutradara Lola Amaria menginginkan film hasil karyanya bukan sekadar dagangan, tetapi menjadi arsip negeri ini.

Promosi 204,8 Juta Suara Diperebutkan, Jawa adalah Kunci

“Saya mau film menjadi arsip negeri ini. Saya pernah bikin film tentang TKI, at least 20 tahun ke depan kita punya arsip, oh kasus TKI tahun 2009 seperti itu,…Jadi film bukan sekedar bahan dagangan,” katanya di sela konferensi pers film terbarunya, “Negeri Tanpa Telinga”, di Jakarta, Kamis (7/8/2014).

Menurut Lola, membuat film membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Belum lagi proses pembuatannya yang tidak sebentar dan sulit. Inilah yang memacunya menciptakan film yang memiliki arti untuk sebuah perubahan.

“Bikin film itu lama, mahal dan tidak mudah. Jadi sayang sekali dengan uang yang bermiliar miliar, pakai air mata, pakai darah, terus tiba-tiba penonton cabut dari bioskop,” katanya.

Sementara itu, karya terbaru Lola, “Negeri Tanpa Telinga” berkisah tentang konspirasi dan korupsi di sebuah negeri. Sebuah genealogi mega korupsi yang melibatkan petinggi Partai Martobat dan Partai Amal Syurga.

Film komedi satire ini menampilkan Ray Sahetapy dan Lukman Sardi yang berperan sebagai sang petinggi partai, Teuku Rifnu Wikana, Tanta Ginting, Kelly Tandiono, Maryam Suprana, Gary Iskak, dan Jenny Chang.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya