Entertainment
Rabu, 5 September 2012 - 22:45 WIB

MALAM FINAL PPS 2012: Finalis Tersandung Bahasa Jawa

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - MALAM GRAND FINAL PPS 2012

JIBI/SOLOPOS/Dwi Prasetya
Peserta beraksi di hadapan juri pada malam penobatan Putra Putri Solo (PPS) 2012 di Balaikota Solo, Rabu (5/9) malam. Grand final PPS 2012 diikuti 10 pasang peserta yang menampilkan keunggulan masing-masing.

SOLO—Malam Grand Final PPS 2012, Rabu (5/9/2012), hingga pukul 22.35 WIB masih dilangsungkan. Gelaran yang diikuti 10 pasang finalis itu mulai pukul 19.30 WIB tersebut disaksikan ratusan penonton dari berbagai daerah di Soloraya. Mereka memadati depan pendapa Balaikota Solo.

Advertisement

Beberapa kursi yang disiapkan panitia segera terisi penuh oleh penonton, selebihnya memilih berdiri atau duduk di taman-taman. Para penonton ingin melihat para finalis yang mengenakan batik jumputan menunjukkan kualitas mereka.

Sementara itu, Tim Humas dan Publikasi Grand Final Pemilihan Putra Putri Solo 2012, Rizka Ayu Setyani, ketika ditemui Espos, Rabu (5/9) malam di lokasi pemilihan, menjelaskan penjurian dilakukan secara tertutup oleh ketua panitia dan dewan juri. Ia baru mengetahui juri-juri yang diundang pada malam sebelum acara dimulai.

Juri yang dihadirkan dalam Grand Final PPS 2012 malam itu berjumlah lima orang. Mereka didaulat sebagai juri mewakili bidangnya masing-masing yaitu budayawan (BRM Bambang Irawan), motivator (RAy Hapsari Dipokusumo), akademisi (Dr Widodo Muktiyo), Mustika Ratu (Putra S Putranto) dan Runner Up Putri Indonesia 2012 yang menjadi wakil Yayasan Putri Indonesia (Reisha Kartikasari).

Advertisement

Terdapat dua sesi utama dalam acara PPS 2012, dialog menggunakan bahasa Jawa masing-masing pasangan dan tanya jawab dengan juri. Dalam sesi tanya jawab, para juri memberikan pertanyaan sesuai undian yang diperoleh para finalis. Menurut Rizka, terdapat lima tema besar, mencakup budaya, transportasi, kuliner, lokasi wisata dan belanja.

Seorang penonton,  Muhammad Zainuri Iskandar, 22, mengaku tertarik melihat langsung karena pada tahun-tahun sebelumnya ia hanya menonton lewat televisi. Warga Makam Haji, Sukoharjo ini menilai tata panggung PPS 2012 dan acara secara umum cukup bagus. Hal senada diungkapkan Sukron Ma’mun,17, mahasiswa asal Blora. Teman Ma’mun, Novi Bagus, 20, sepakat dengan pendapat ma’mun. Ia menilai PPS 2012 lebih bagus dari tahun-tahun sebelumnya. “Penyelenggaraan, dekorasi, bahasanya bagus. Saya lebih suka lagi karena tema yang diambil bersifat kedaerahan,” papar Novi.

Namun demikian, baik Zainuri, Ma’mun atau pun Novi menyayangkan penguasaan bahasa Jawa para finalis. Mereka berpendapat, para finalis terlihat menghafalkan naskah ketika berdialog dalam bahasa Jawa. “Saya melihat para finalis belum menginternalisasikan bahasa Jawa dalam kehidupan sehari-hari. Saya berharap, tahun depan akan lebih baik,” tukas Ma’mun.

Advertisement

Penonton lain asal Solo Baru, Sukoharjo, Heru Tedjo, 55, juga menilai para finalis masih kurang memahami tata bahasa Jawa yang baik dan benar. “Karena topiknya baru itu, saya belum bisa menilai kemampuan bahasa mereka. Tadi masih terdengar bahasa Jawa yang bercampur dengan bahasa Indonesia,” tandas Heru

 

Advertisement
Kata Kunci : PPS 2012
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif