SOLOPOS.COM - Jenazah GPH Herwasto Kusumo atau yang akrab dipanggil Gusti Heru saat diberangkatkan dari Prangwedanan Pura Mangkunegaran, Solo, untuk dimakamkan di Astana Girilayu, Karanganyar, Rabu (1/8/2012). Siapa pengganti Gusti Heru untuk memimpin Sanggar Tari Soerya Soemirat yang selama ini menjadi salah satu kebanggaan dunia seni tari Solo masih belum jelas. (JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto)

Jenazah GPH Herwasto Kusumo atau yang akrab dipanggil Gusti Heru saat diberangkatkan dari Prangwedanan Pura Mangkunegaran, Solo, untuk dimakamkan di Astana Girilayu, Karanganyar, Rabu (1/8/2012). Siapa pengganti Gusti Heru untuk memimpin Sanggar Tari Soerya Soemirat yang selama ini menjadi salah satu kebanggaan dunia seni tari Solo masih belum jelas. (JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto)

Sanggar Tari Soerya Soemirat dipastikan jalan terus setelah sang pendiri, GPH Herwasto Kusumo, tutup usia pada Selasa (31/7/2012). Namun, hingga kini, pengganti Gusti Heru, panggilan akrabnya, masih teka-teki.

Promosi Banjir Kiper Asing Liga 1 Menjepit Potensi Lokal

Ditemui wartawan seusai prosesi pemakanan di Prangwedanan, Mangkunegaran, Rabu (1/8/2012), KGPAA Mangkunegoro IX menjelaskan saat ini pihaknya masih mencari pengganti Heru. ”Nanti ada yang melanjutkan. Sanggar tari tetap jalan terus,” ungkapnya.

Sementara itu, salah satu teman Heru, Guruh Soekarnoputra, berharap segera ada pengganti Mas Heru agar kesenian asli Mangkunegaran tetap lestari dan dikembangkan. ”Mudah-mudahan dari murid beliau bisa menjadi penerus kesenian di sini,” tuturnya. Guruh menjelaskan Gusti Heru merupakan sosok yang konsisten melestarikan kesenian Mangkunegara sehingga tari klasik Mangkunegaran tetap dilestarikan. “Di samping pengembangan tari klasik tersebut terus dilakukan hingga saat ini,” terangnya.

Kali terakhir, lanjutnya, Guruh bertemu dengan Gusti Heru saat pergelaran Matah Ati di Jakarta beberapa waktu lalu. ”Saya bergaul dengan Heru sejak kecil. Saya merasa kehilangan salah satu seniman besar,” jelasnya. Disinggung membuat film ataupun lagu terkait Mas Heru, Guruh menuturkan hingga saat ini belum terpikirkan.

Walikota Solo, Joko Widodo, yang hadir dalam prosesi tersebut berharap penggalian tari tradisi bisa terus dilakukan setelah Mas Heru meninggal. ”Karya Mas Heru bisa kita lihat dalam keseharian seni di Kota Solo. Setiap tahun ada saja yang diperbarui tari-tarinya,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya