SOLOPOS.COM - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti (JIBI/Solopos/Antara/Andika Wahyu)

Mata Najwa Metro TV membahas kesulitan dalam menghadapi nelayan asing di perairan Indonesia

Solopos.com, SOLO – Tayangan Mata Najwa yang disiarkan Metro TV, Rabu (11/2/2015) malam ini, membahas pelbagai langkah Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti. Di tayangan itu, salah satu Nahkoda Kapal pengawas menyebutkan nelayan asing cukup sulit dihadapi, terutama nelayan asal Thailand.

Promosi Yos Sudarso Gugur di Laut Aru, Misi Gagal yang Memicu Ketegangan AU dan AL

Dalam tayangan Mata Najwa Metro TV, Menteri Susi menjelaskan mengenai mafia dalam bidang kelautan dan perikanan. Menurutnya, nelayan asing yang masuk dengan izin bodong dapat beroperasi di Indonesia karena ada kerja sama dengan orang dalam.

“Modus pencurian ikan selama ini, kapal asing membuat PT di Indonesia namun 70 persen NPWP-nya bodong,” jelas Menteri Susi yang saat itu mengenakan kebaya berwarna hijau.

Menteri Susi menyarankan kepada siapa saja yang menemui kejanggalan saat menjalankan tugasnya, baik itu pegawai perijinan, nelayan lokal, dan nelayan asing padahal sudah menempuh prosedur yang benar, dapat melapor langsung kepadanya.

Hadir pula di Mata Najwa Metro TV malam itu Nahkoda Kapal Hiu Macan, Kapten Samsul. Ia menceritakan pengalamannya saat mengejar kapal nelayan Tiongkok. Saat dikejar, kapal Hiu Macan yang ia nahkodai malah balik dikejar oleh kapal perang Tiongkok.

Menanggapi hal tersebut, Menteri Susi mengaku akan segera mengerahkan sejumlah kapal di beberapa titik perbatasan Indonesia.

“Tahun ini, kita siagakan 4 kapal besar sepanjang 60 meter yg akan menjadi markas pengawasan di ujung perbatasan,” ujar Susi.

Meski demikian, Kapten Samsul mengungkapkan permasalahan terbesar armada lautan dalam mengamankan perairan Indonesia bukanlah jumlah pasukan dan kapal, melainkan terbatasnya bahan bakar. Saat stok bahan bakar ditambah, maka jam operasi pengawasan tentu akan lebih maksimal.

Kapten Samsul juga menceritakan mengenai kesulitan dalam menghadapi nelayan asing. Ia menuturkan bahwa nelayan Thailand adalah musuh paling merepotkan karena memiliki keterampilan beladiri. Dalam beberapa kasus, Kapten Samsul juga pernah menembak mati nelayan asing.

“Nelayan Thailand badannya kekar-kekar. Mereka juga mereka punya ketrampilan beladiri dan kekebalan tubuh,” ujar Samsul kepada Menteri Susi.

Menteri Susi juga membenarkan hal tersebut. Berdasarkan sejumlah kasus kriminalitas di lautan yang pernah ia baca, sebagian besar nelayan asing adalah mantan residivis.

“Mereka mantan residivis. Mereka juga di latih secara keras bukan hanya untuk mengambil ikan, melainkan untuk melindungi jaringan kriminal dengan rapi,” jelas Menteri Susi di tayangan Mata Najwa Metro Tv.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya