Promosi Ijazah Tak Laku, Sarjana Setengah Mati Mencari Kerja
Salah satu simbol Mangkunegaran yang tak ada dalam panggung indoor Matah Ati adalah bangunan kuno bekas markas Legiun Mangkunegaran. Di ruangan terbuka yang menampung lebih dari 5.000 orang itu, bangunan berciri khas tulisan Kavaleri-Artileri itu di belakang panggung semakin menambah nilai artistik. Bahkan, agar menyatu dengan panggung, bangunan Kavaleri asli ditambah dua triplek di masing-masing sisi agar bangunan tetap terlihat lebar dan menyatu dengan panggung. Ditambah efek-efek dari video mapping untuk menambah kesan kuno bangunan. Simbol lain ialah bentuk keris menjulang tinggi yang muncul saat RM Said bertapa, dua simbol laki-laki dan perempuan yang di pasang masing-masing sisi panggung dan beberapa simbol lain.
Lebih lanjut, menurut Inet, meski panggung Matah Ati di Solo berada di arena terbuka, konsep utama pembuatan panggung itu tetap sama dengan pementasan sebelumnya saat masih di ruangan tertutup. Beberapa hal yang tak bisa dimunculkan di panggung terbuka, disiasati dengan gerak tari, efek cahaya dan asap. Salah satu adegan tersebut adalah saat sukma RM Said harus terbang. “Di panggung outdoor kami enggak bisa membuat adegan itu,” ujar Inet.
Konsultan Teknis Matah Ati, Toto Arto, menambahkan Matah Ati yang digarap sekitar 150 tim produksi itu menggunakan kekuatan sound sebesar 100.000 watt. Lebih dari dua kali lipat kekuatan sound saat di ruangan tertutup. Sementara, property yang digunakan untuk pementasan itu mayoritas dibawa langsung dari Jakarta dengan menggunakan sekitar 35 truk barang.
Guna menyempurnakan penampilan saat pementasan berlangsung setiap hari panggung Matahati selalu dibenahi oleh tim teknis. “Soalnya kemiringan panggung kadang sedikit berubah. Atau banyak triplek-triplek yang menggelembung dan paku-paku yang menonjol. Padahal malamnya penari menari tanpa alas kaki,” terang Toto.